Kamis, 18 April 2024
  • Home
  • SIAK
  • Ternyata Nama "SIAK" Diambil dari Sebuah Sebutan yang Bermakna "Orang Alim"
Sabtu, 08 April 2017 15:07:00

Ternyata Nama "SIAK" Diambil dari Sebuah Sebutan yang Bermakna "Orang Alim"

Oleh: Atok
Sabtu, 08 April 2017 15:07:00
BAGIKAN:
Atok
Istana Kerajaan Melayu Islam Siak Sri Indrapura

SIAK (POROSRIAU.COM) - Sejarah kerajaan Siak merupakan bagian penting dari sekian banyak sejarah yang ada di Negara Republik Indonesia. Namun tidak semua masyarakat mengetahui tentang asal-muasal sebutan "SIAK" yang telah diabadikan dan dikukuhkan oleh para pendiri Kerajaan Siak pada beberapa tahun silam.

Berdasarkan catatan sejarah, Kerajaan Siak pertama kali didirikan oleh "RAJA KECIK" yang bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah  pada tahun 1723 Masehi, yang kala itu pusat kerajaannya dibangun dan dibesarkan di sekitar wilayah Buantan, yang alhamdulillah hingga saat ini daerah tersebut masih tetap menjadi bagian dari wilayah pemerintahan Kabupaten Siak.

Seiring berjalannya waktu, nama Buantan (tempat didirikannya Kerajaan Siak itu, red) berubah sebutan dan menjadi sebuah kampung dengan nama Kampung Buantan Besar, yang tepatnya berada di wilayah administrasi Kecamatan Siak, bersebelahan dengan Kecamatan Bungaraya dan Kecamatan Pusako.

Sepeninggal Raja Kecik, Pusat kerajaan Siak selalu berpindah-pindah. Dari Buantan pindah ke Mempura, kemudian pindah lagi ke Senapelan (sekarang masuk dalam wilayah Kota Pekanbaru, red). Kemudian kembali lagi ke Mempura.

Dan pada masa Sultan ke-11 yaitu Sultan Assayaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin (1889-1908), dibangunlah "Istana Megah" di tepian Sungai Jantan (di tengah Kota Siak sekarang, red). Yang mana istana tersebut diberi nama Istana Asserayah Al Hasyimiah. Dan mulai saat itu Siak terus mengalami kemajuan di berbagai bidang, terutama di bidang ekonomi, pertanian, budaya, agama, dan lain sebagainya.

Dan pada masa itu pula beliau (Sultan Siak, red) berkesempatan melawat ke Benua Eropa yaitu Jerman dan Belanda, sehingga Sultan Siak sempat memperoleh cenderamata (kenang-kenangan, red) istimewa dari Pembesar Negeri Jerman yakni alat musik Komet, yang sampai hari ini masih tetap terawat dan tersimpan dengan baik di dalam Istana Siak.

Menyinggung soal nama "Siak" yang sampai saat ini sering kita sebut-sebut dan kita agung-agungkan, Tokoh masyarakat Siak yang sekaligus selaku Asisten III Setdakab Siak Drs H Jamaluddin menuturkan, bahwasanya nama "SIAK" diambil dari sebuah sebutan atau istilah yang bermakna orang alim, atau lebih dikenal dengan istilah orang-orang yang taat beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

"Sebagaimana kita ketahui, bahwasanya Sultan Siak (raja-raja Siak, red) yang pernah memerintah di Kerajaan Siak merupakan orang-orang alim, sehingga kata "SIAK" itu sendiri diartikan sebagai orang alim, yakni orang yang suka berzikir, orang yang rajin ke Masjid," papar H Jamaluddin, Jum'at (7/4/2017) malam, saat berpidato pada pembukaan MTQ XII tingkat Kecamatan Dayun di Kampung Sialang Sakti.

Sehingga dengan demikian, Tokoh masyarakat Siak yang lahir di Kampung Paluh Kecamatan Mempura itu mengimbau, kiranya seluruh masyarakat Kabupaten Siak bisa terus bersama-sama (bergandeng tangan, red) dalam meningkatkan dan memajukan sektor pendidikan keagamaan di daerahnya. Seperti menghidupkan wirid-wirid pengajian di setiap kampung, kemudian menghidupkan kegiatan maghrib mengaji di rumah-rumah, karena semua itu sudah menjadi bagian dari visi Kabupaten Siak ke depan, dalam menciptakan dan mewujudkan masyarakat Siak yang agamis dan berbudaya melayu.

"Makna "Siak" inilah yang ingin diteruskan oleh Bapak Bupati kita H Syamsuar MSi untuk masa yang akan datang, yakni mewujudkan masyarakat Siak yang agamis dan berbudaya melayu, oleh sebab itu pada kesempatan ini saya mengimbau dan mengajak kepada kita semua, khususnya kepada tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh-tokoh agama, mari kita semua bergandengan tangan untuk memajukan pembangunan di bidang agama ini," pesan H Jamaluddin. (Atok)

Editor: Chaviz

  Berita Terkait
  • Mengharukan! Wanita Non Muslim Ini Hadiri Reuni Aksi 212, Bukan Untuk Sebungkus Nasi

    6 tahun lalu

    Terharu, mungkin hanya kalimat itu yang terlintas di fikiran ketika kita membaca tulisan dari pengguna media sosial (medsos) atas nama M Irawati Soemadi.

  • Kampanye di Dompas, Syamsurizal Garansi Namanya untuk DR Firdaus

    6 tahun lalu

    BENGKALIS (POROSRIAU.COM) - Pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Riau, melanjutkan sesi kampanye dialogisnya ke Desa Dompas, Kecamatan Bukit Batu, Bengkalis, Sabtu (31/3/2018) siang.

  • Perubahan SOTK, Mulai 2017 Dinas PU Tarukim Siak Tangani 6 Bidang

    7 tahun lalu

    SIAK (POROSRIAU.COM) - Terkait adanya perubahan Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) yang baru. Kini sejumlah Instansi Pemerintah yang ada lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Siak juga turut mengalami perubahan. Salah satunya Dinas Bina Marga dan Pe

  • Gunung Arjuno Via Jalur Purwosari, Menikmati Alam Sekaligus Belajar Sejarah

    6 tahun lalu

    Suka mendaki gunung? Cobalah mendaki Gunung Arjuno melewati Jalur Purwosari. Kita bisa menikmati alam sekaligus belajar sejarah. Arjuno Welirang, mendengar namanya gambaran tentang kegagahannya selalu muncul di benak. Begitu tinggi menjulang diatas 3336

  • Diduga Lakukan Fitnah, Kuasa Hukum Amril Mukminin Terancam 10 Tahun Penjara

    6 tahun lalu

    Tiga orang kuasa hukum Bupati Bengkalis Amril Mukminin, dengan inisial PP, IW, dan A diduga kuat telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan cara memfitnah perusahaan pers harianberantas.co.id, melalui sebuah laporan ke Polda Riau akibat pemberitaan me

  •   komentar Pembaca
    Copyright © 2024 POROSRIAU.COM. All Rights Reserved.