DUMAI (POROS RIAU.COM) – Siapa yang tidak kenal dengan sosok Calon Anggota Legislatif (Caleg) 2019 Kota Dumai ini yang berparas ganteng ini. Bagi kaum hawa atau tepatnya emak emak yang memiliki hobi pertualangan perhiasaan, baik untuk penampilan maupun investasi. Toko Mas Matahari yang berada dipusat jantung kota yang tepatnya berada dijalan Jenderal Sudirman No.345, tepatnya diseberang Pasar Senggol Dumai. Sebagai salah satu Pelaku Usaha jual beli emas, eksistensi Toko Mas Matahari sudah tidak asing ditelinga masyarakat Kota Dumai khususnya.

Sebagai anak lelaki tertua dari pasanagan Alm. H. Muchzi dan Hj. Azimar, Dedi Syafrianto dikenal akrab disapa Dedi adalah sosok pribadi yang santun dan anak yang berbakti kepada kedua orang tua. Alumnus Universitas Muhammadyah Sumatera Utara ini, sempat ingin bekerja disalah satu perusahaan ternama, namun orang tuanya (ayah,red) menginginkan Dedi fokus ikut membesarkan usaha keluarga dan kelak meneruskan usaha yang telah banyak melahirkan para kerajinan emas dan bahkan banyak sekarang memiliki usaha Toko Emas sendiri.

Saat disambangi oleh Tim Redaksi POROSRIAU.COM (10/03) dalam wawancara ekslusif seputar Pileg 2019 ini, Dedi merasa tersanjung saat dikunjungi awak media tersebut. Sebagai Kontestan Pileg 2019 Kota Dumai dari Partai Gerindra Daerah Pemilihan (Dapil) 1 (Kecamatan Dumai Kota) dengan nomor urut 4 ini tetap melaksanakan aktivitas sehari hari lazimnya.

“Terima kasih ya, telah mau datang berkunjung ketempat saya ” ucapan pembuka Dedi seraya sambil melayani pelanggan. Sebagai Caleg yang baru pertama kali mengikuti kontestasi politik ini, ini adalah sebuah tantangan baginya untuk serta berpartisipasi memperjuangkan aspirasi masyarakat jika kelak dia terpilih. Sebagai Tim Pemenangan salah satu Caleg pada Pileg lalu, Dedi masih melihat minimnya keterwakilan aspirasi masyarakat oleh Anggota DPRD saat ini dan mencoba masuk gelanggang politik.

Dengan minimnya jatah Kursi untuk Dapil 1 ini, Dedi optimis Partai Gerindra masih mampu mempertahankan Kursi Incumbent, walaupun kompetisi 5 Caleg Dapil 1 Partai Gerindra kelihatan bersaing secara ketat dalam meraih simpati masyarakat.

Bapak satu anak ini juga menambahkan dengan tidak merasa cemas dan khawatir asumsi publik yang banyak mengatakan Dapil 1 sebagai Dapil Neraka atau sebagainya. Asumsi tersebut dibantah oleh pengusaha muda 42 tahun ini dengan berbagai isu bahwa tingginya konstituen (Pemilih) berkarakter transaksisonal di Dapil tersebut. “Sebagai anak tempatan asli kelahiran kota Dumai dan sudah lama berdomisili disini dan bahkan mengenyam pendidikan dari SD, SMP dan SMA di Dumai, artinya sebagai nilai plus bagi saya untuk berkompentesi meraih dukungan pada 17 April 2019 nanti” lanjut Dedi.

Dedi juga menambahkankan bahwa jabatan publik yang didapat dari sebuah kompetisi kontestasi politik adalah sebuah amanah yang akan menjadi ladang amal dan bukan ladang bisnis untuk memperkaya diri.

“Kursi hanyalah tempat duduk, jabatan juga adalah amanah. Suara masyarakat tidak akan mampu saya beli karena itu adalah harga diri yang menentukan masa depan Dumai kedepannya. Doa, usaha dan ikhtiar bukanlah retorika, sesuatu yang menjadi keharusan pribadi saya meyakini bahwa yang paling berat itu adalah melawan diri sendiri dan takut akan kalah. Mohon doa dan dukungan untuk bekerja dengan ikhlas dengan berpijak kepada kebenaran, Insyaallah amanah untuk masyarakat” tutup Dedi.

Ditempat terpisah, kerabat dekat Dedi mengatakan bahwa sebagai anak dari salah satu motor penggerak persatuan suku minang yang terbesar, Persatuan Keluarga Daerah Pariaman (PKDP) Kota Dumai dinilai cukup sosok Dedi dikenal dikhalayak baik dikalangan internal dan eksternal. “Saya cukup kenal baik dengan saudara Dedi, beliau anak yang baik, santun dan patuh kepada orang tua.

Rekam jejak yang baik dibutuhkan untuk melihat bibit, bobot dan bebet seseorang, sebagai pengusaha beliau cukup baik kepada siapa saja. Sosok yang santun, jujur dan berakhlak baik sangat dibutuhkan seorang wakil dalam mewakili aspirasi masyarakat” tutur Hendri salah satu tokoh PKDP Kota Dumai ini.***