SIAK (POROSRIAU.COM) - Dengan adanya perubahan Susunan Organisasi Tata Kerja (SOTK) di sejumlah instansi pemerintah, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Siak berubah nama menjadi Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Dengan demikian sejumlah bidang yang dulunya di luar tanggungjawab BLH, kini menjadi bagian dan tugas pokok yang harus ditangani oleh DLH Siak, termasuk soal pengawasan limbah dan kebersihan lingkungan.

Sebagaimana dijelaskan oleh Sekretaris DLH Siak Setya Hendro Wardhana, dirinya menyebutkan bahwasanya saat ini Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Siak menangani Tiga bidang. Yang salahsatunya adalah soal pengawasan terhadap limbah-limbah serta kebersihan lingkungan.

"Tupoksi kami menangani Tiga bidang, diantaranya adalah pengawasan terhadap pencemaran limbah, kebersihan lingkungan, serta pengelolaan lingkungan hidup," terang Setya Hendro Wardhana, Senin (8/5/2017) siang, saat ditemui di ruang kerjanya.

Selain menangani Tiga tupoksi pokok tersebut, DLH Siak juga memiliki kewenangan untuk memberikan rekomendasi terhadap perusahaan-perusahaan yang hendak mengurus/memiliki izin operasional yang dikeluarkan oleh instansi pembuat perizinan yakni Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).

"Terkait tupoksi kami menangani soal pengelolaan lingkungan hidup, maka setiap ada perusahaan yang hendak beroperasi akan kami lakukan penelitian/kajian terlebih dahulu, setelah itu baru kami keluarkan rekomendasi untuk mereka mengurus perizinannya di instansi perizinan," lanjutnya.

Menyinggung soal tupoksi kebersihan, Sekretaris DLH Siak itu mengaku tidak menangani seluruh sampah-sampah yang ada di wilayah Kabupaten Siak. Karena ada instansi lain yang juga turut membidangi (menanganinya, red). Terutama sampah-sampah yang ada di sekitar Taman Gedung Tengku Mahratu, serta sampah-sampah yang ada di beberapa pasar.

"Secara tugas dan tanggungjawab, kami memang menangani sampah-sampah yang ada di seluruh Kabupaten Siak, termasuk sampah-sampah yang ada di sekitar jalan raya kota Siak, namun untuk sampah-sampah yang ada di area Taman Gedung Tengku Mahratu dan pasar Pemda (seperti pasar belantik, red), sebenarnya itu bukan tanggungjawab kami," imbuhnya lagi.

Dikatakannya juga, saat ini fasilitas (sarana operasional, red) yang dimiliki oleh DLH Siak dianggap sudah sangat tidak memadai. Terutama kendaraan (mobil, red) pengangkut sampah yang dulunya dioperasikan/dijalankan oleh Dinas Pasar dan Kebersihan. Karena kendaraan-kendaraan tersebut sudah berumur lebih dari 10 tahun.

"Untuk masalah penanganan kebersihan terhadap sampah-sampah itu, saat ini kendaraan operasional pengangkut sampah yang dimiliki DLH Siak merupakan mobil-mobil lama yang sudah sangat tua, sehingga perlu ada penggantian/pengadaan kendaraan baru. Namun karena saat ini kondisi keuangan Pemda sedang tidak stabil, maka kita gunakan yang ada saja," tutupnya. (Atok)