Jumat, 27 Oktober 2017 18:04:00
IPW Kritik Kebijakan Pemerintah Soal Rumah Subsidi Membingungkan
Oleh: Redaksi
Jumat, 27 Oktober 2017 18:04:00
JAKRTA(POROSRIAU.COM)--Program Sejuta Rumah tidak berjalan yang diharapkan. Kebijakan dan aturan yang direncanakan akan diterbitkan membingungkan pasar perumahan menengah bawah. Di tengah semangat deregulasi dan pemangkasan birokrasi, muncul beberapa rencana perubahan kebijakan yang kontraproduktif.
" IPW kembali mempertanyakan beberapa kebijakan yang memerlihatkan ketidakpahaman pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam memahami kondisi di lapangan yang sebenarnya," kata CEO Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda, di Jakarta, Jumat (27/10/2017).
Salah satunya mengenai perubahan segmen penghasilan alternatif yang menggunakan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Sebelumnya masyarakat yang mendapatkan fasilitas FLPP adalah dengan penghasilan sampai Rp 4 juta/bulan untuk rumah tapak dengan bunga 5 persen selama 20 tahun.
"Menurut aturan baru masyarakat MBR tidak dapat lagi menikmati bunga selama 20 tahun namun dibatasi sampai 10 tahun dan selebihnya memakai bunga komersial," ujarnya.
Selain itu terdapat segmen golongan masyarakat dengan penghasilan Rp4 juta – Rp6 Juta/bulan hanya dapat menikmati bunga 5 persen selama 6 tahun. Sementara penghasilan Rp6 juta - Rp7,5 Juta/bulan untuk masyarakat Jabodebek - Banten hanya dapat menikmati bunga 5 persen selama 4 tahun dan tidak boleh rumah tapak melainkan dalam bentuk rusun.
IPW sangat menyayangkan munculnya beberapa aturan baru yang seharusnya tidak perlu. “Pemerintah seharusnya tidak membuat distorsi berlebihan terhadap pasar perumahan MBR yang permintaannya cukup tinggi. Hal ini malah akan mempersempit akses masyarakat untuk dapat memiliki rumah,” jelas Ali.
Bukan tanpa alasan, kategori penghasilan sebelumnya adalah gaji pemohon, yang akan dirubah menjadi penghasilan keluarga (suami & istri) termasuk tunjangan-tunjangan. Dengan skema ini maka pemohon yang telah berkeluarga malah akan terkendala ketika ingin membeli rumah dengan fasilitas subsidi dari pemerintah. Sebagai contoh bila seseorang buruh dengan UMP rata-rata sebesar Rp 3,5 juta/bulan. Bila telah bersuami atau beristri maka penghasilan diperhitungkan sebagai double income menjadi sebesar Rp 7 juta/bulan. Berdasarkan aturan baru, maka mereka akan memeroleh bunga FLPP selama 4 tahun dan TIDAK BOLEH memiliki rumah tapak, melainkan rumah susun. Dengan hanya bisa membeli rumah susun, maka pasokan rumah susun di segmen ini pun relatif tidak ada.
"Kondisi ini membuat pasar permintaan rumah MBR menjadi sangat terbatas," urainya.
Terkait dengan banyaknya rumah-rumah MBR yang salah sasaran, IPW menilai harus dibuat mekanisme seleksi calon konsumen yang lebih baik tanpa harus mempersempit kategori penghasilan. Belum lagi adanya rencana syarat sertifikat laik fungsi (SLF) yang menuai banyak kontrak dari para pelaku perumahan sederhana.
"Diharapkan pemerintah tidak membuat sebuah kebijakan yang tidak perlu sehingga tidak menurunkan minat para pelaku perumahan sederhana untuk membangun rumah bagi MBR," tutupnya.(*/Suara)
Editor: Chaviz
Disperindag Pekanbaru Bantah Gas Elpiji 3 Kilogram Langka
8 tahun laluPEKANBARU (POROSRIAU.COM) - Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram terjadi pada Kamis (9/3/2017) pagi. Kondisi ini membuat masyarakat Kota Pekanbaru resah. Kelangkaan juga terjadi di wilayah perbatasan Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar.
Ayat Cahyadi: Mulai Dari Rumah Sendiri, Dengan Begitu Kota Kita Bersih, Asri Dan Nyaman
7 tahun laluPEKANBARU (POROSRIAU.COM) - Berbagai cara dilakukan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru dalam menjaga keindahan serta kebersihan kota, seperti menanam pohon penghijau dan rutin mengangkut sampah yang ada diberbagai ruas jalan.
Bau Menyengat, Aktivitas Ternak Ayam Potong Kec.Dayun Siak Di Sidak
8 tahun laluDAYUN (POROSRIAU.com) - Pesatnya perkembangan budidaya ternak ayam potong di wilayah Kampung Banjar Seminai Kecamatan Dayun Kabupaten Siak, memunculkan berbagai polemik di tengah masyarakat. Pasalnya, dari kandang-kandang ternak ayam potong itu kerap meni
Pelayanan di Puskesmas Siak Dinilai Kerap Kecewakan Pasien, Zulfi Mursal: Harus Cepat Dievaluasi, Bila Perlu Ganti Kadisnya
8 tahun laluTerkait adanya keluhan dan laporan masyarakat soal pelayanan kesehatan yang diberikan oleh segelintir oknum di Puskesmas Siak, sejumlah pihak angkat bicara dan menyampaikan rasa keprihatinannya.
Firdaus: Pembangunan Jangan Hanya Fokus Pada Segelintir Daerah Saja
7 tahun laluPASIRPANGARAIAN (POROSRIAU.COM) - Pememerintah provinsi mestinya lebih pro pada pembangungan seluruh kabupaten/kota yang ada di Riau. Dan jangan hanya fokus pada segelintir daerah saja.