PEKANBARU (POROSRIAU.COM) - Berbagai persoalan terkait kelangkaan gas elpiji selalu saja terjadi, baik kelangkaan akibat ulah pangkalan nakal yang kerap menjual gas elpiji kepada pedagang kecil dengan jumlah banyak, maupun kelangkaan diakibatkan pelaku usaha yang memanfaatkan gas bersubsidi untuk digunakan ditempat usaha miliknya.
Menyikapi persoalan ini, Pemerintah Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru sejak tahun 2015 menerapkan program gas rumah tangga. Program ini diterapkan salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan gas, terutama untuk keperluan rumah tangga. Sejak resmi beroperasi pada Bulan Oktober Tahun 2016 lalu, City Gas atau jaringan gas ke rumah tangga di Kecamatan Limapuluh mulai dinikmati masyarakat setempat.
Plt Walikota Pekanbaru H Ayat Cahyadi S.Si
Total rumah tangga yang terhubung dengan jaringan gas para tahap pertama di Kecamatan Limapuluh ada 3.713 ke rumah warga yang terbagi kepada 11 sektor. Pada tahap pertama instalasi jaringan gas rumah tangga sudah berjalan lancar di Kecamatan ini, tepatnya di empat kelurahan percontohan yakni Tanjung Rhu, Pesisir, Sekip dan Rintis.
Setelah berhasil di kecamatan ini, Pemko Pekanbaru juga merambah di kecamatan lain, pada tahap kedua tahun 2016, Pemko menargetkan 5000 rumah yang dialiri gas rumah tangga. Pada tahun 2018, ini Pemerintah Kota Pekanbaru kembali menargetkan memasang 10.000 sambungan gas kota untuk rumah tangga di wilayah itu pada 2018. Rencananya, pada tahun ini disebar pada Kecamatan Senapelan, Sukajadi dan Marpoyan Damai.
Pelaksana Tugas Walikota Pekanbaru Ayat Cahyadi mengharapkan program tersebut dapat memenuhi kebutuhan gas rumah tangga di ibu kota Provinsi Riau tersebut. Sebab, animo masyarakat untuk mendapatkan gas rumah tangga ini cukup tinggi.
Kadis Perindag, Ingot Ahmad Hutasuhut (kiri) memperlihatkan pemanfaatan jaringan gas oleh masyarakat
Hal ini tidak terlepas dari kerapnya terjadi kelangkaan gas elpiji subsidi di beberapa kota di Indonesia termasuk Kota Pekanbaru. Untuk menjawab kesulitan warga itulah pada akhirnya Pemko Pekanbaru menerapkan program gas rumah tangga atau yang lebih dikenal dengan City Gas.
"Kami melihat animo masyarakat cukup tinggi, yang meminta penambahan jaringan gas tersebut ke kecamatan lain," kata Ayat.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Ingot Ahmad Hutasuhut menyebut, program ini adalah sebuah bentuk terobosan menuju smartcity melalui perwujudan smart energy dan smart ekonomi. Upaya ini mendapatkan momentum tatkala Pemerintah melalui kemeterian ESDM memprogramkan citygas di beberapa kota di seluruh Indonesia.
"Untuk Kota Pekanbaru telah dilakukan tahapan pembangunan city gas yang dimaksud sejak tahun 2015," ujarnya.
Teknisi PT Partaga Niaga memberikan penjelasan kepada Walikota Pekanbaru DR.H.Firdaus.MT terkait proses distribusi dan menunjukkan intalasi jargas yang dialiri ke rumah warga dalam saat Lounching City Gas di kel Tanj Rhu.
Lanjutnya, pada pertengahan tahun 2016 dilaksanakan "Gas In" yang saat itu dilakukan langsung oleh Walikota Pekanbaru Dr Firdaus di Kecamatan Limapuluh. Di mana pada tahun tersebut telah dilakukan pemasangan sebanyak 3.713 sambungan rumah tangga.
Kemudian, kata dia, pada tahun 2017 dilanjutkan dengan kecamatan Sail dan sebagian Pekanbaru Kota dan tercapai sebanyak lebih dari 3000 sambungan lagi. Dalam operasionalisasinya, Pemerintah Kota Pekanbaru dan Pertagas Niaga telah menunjuk PT Sarana Pembangunan Pekanbaru (SPP) sebagai Operator melalui mana masyarakat pelanggan dapat berinteraksi tentang penmanfaatan citygas dimaksud.
"Diharapkan melalui citygas ini masyarakat bisa mengakses energi dengan lebih mudah, lebih murah, dan lebih cerdas. Di samping itu, dengan kapasitas yang besar, maka citygas juga diharapkan akan mendorong tumbuh kembangnya Industri Rumah Tangga," jelasnya.
Warga yang merasakan manfaat city gas ini mangaku sangat terbantu ketika sulitnya mendapatkan gas elpiji. Seperti warga Kelurahan Pesisir, Kecamatan Limapuluh, Asri (36) yang sudah menggunakan jaringan gas rumah tangga atau city gas sejak bulan Maret tahun lalu.
Ia menuturkan, ada keunggulan city gas dibanding gas elpiji, diantaranya penggunaannya yang mudah, persediannya melimpah dan hemat. "Sekarang tidak perlu takut, tinggal dinyalakan saja, sudah gampang, tiap akhir bulan bayar tagihannya," ujarnya.
Selain itu, setiap bulan dirinya hanya membayar sebesar Rp50 Ribu hingga Rp60 Ribu untuk gas yang dipakainya. Kata dia, besar biaya yang dikeluarkan tergantung penggunaan gas. Hal ini dirasakannya sangat murah jika dibandingkan dengan menggunakan gas tabung.
"Pipanya aman, sementara untuk jaringan sampai ke dapur sudah dirancang langsung oleh ahlinya dari pertagas," imbuhnya. (adv/kominfo)