DUMAI, POROSRIAU.COM - Perjuangan masyarakat kelurahan Bukit Nenas , kecamatan Bukit Kapur Kota Dumai mendesak agar lokasi penimbunan limbah beracun B3 jenis SBE yang beroperasi sejak tahun 2024 lalu untuk ditinjau ulang nampaknya belum membuahkan hasil.

Jika perusahaan dan pemerintah setempat tetap mengabaikan aspirasi masyarakat ini, Aliansi Masyarakat Bukit Kapur dalam waktu dekat akan mengelar aksi demo besar besar ke Dinas Lingkungan Hidup Kota Dumai. "Kita telah menyiapkan aksi demo besar besar ke beberapa instansi terkait. Menuntut agar aparat setempat mengambil langkah tegas atas aspirasi masyarakat Bukit kapur yang dirugikan dengan keberadaan lokasi penimbunan limbah B3 tersebut," jelasnya.

Kendati pertemuan antara CV JSA dan warga agar lokasi penimbunan tidak berdekatan dengan pemukiman tidak mendapat respon positif, bahkan pihak perusahaan CV Jasa Sahabat Abadi meyakini warga bahwa penimbunan tidak berbahaya. "Kita sudah bertemu dengan perwakilan CV JSA yang bernama Agus. Dan Agus saat itu, menjamin jika penimbunan itu  tidak berbahaya," ungkap Awaludin Ketua Aliansi Masyarakat Bukit Kapur saat dihubungi, Senin (16/9)

Diceritakan Awaludin, lokasi penimbunan limbah B3 tersebut berada di kelurahan Bukit Nenas RT 10, dan di lokasi penimbunan merupakan daerah padat penduduk. Akibat penimbunan itu, banyak warga yang mengeluh terserang penyakit gatal gatal.

Karena Air sumur yang selama ini menjadi kebutuhan dasar masyarakat sudah berubah warga dari awalnya putih bersih kini  menjadi hitam. "Dari data yang kami kumpulkan, beberapa warga mengeluhkan air sumur mereka berubah warna dan berbau busuk. Sejak itu, warga sering terserang penyakit gatal gatal," kata Awaludin.

Menurut Awaludin, lokasi penimbunan milik CV JSA tersebut bukan hanya di satu titik semata tapi juga ada di titik lain yang jarak antara titik tersebut lebih kurang lima ratus meter, "Lokasi penimbunan milik CV JSA ada di dua titik lokasi yang jaraknya tidak begitu jauh dengan titip pool," jelasnya. (saf)