Kamis, 05 Desember 2024
  • Home
  • NASIONAL
  • Heboh! Wali Murid Tampar Guru Di Depan Anak Didik, Gigi Palsu Hampir Copot
Jumat, 06 Oktober 2017 19:33:00

Heboh! Wali Murid Tampar Guru Di Depan Anak Didik, Gigi Palsu Hampir Copot

Oleh: Redaksi
Jumat, 06 Oktober 2017 19:33:00
BAGIKAN:
Ilustrasi

POROSRIAU.COM--Lagi-lagi, kasus kekerasan kepada guru terjadi di Banua. Kali ini, menimpa Junaidah, guru SDN Keraton III Martapura. Wanita berusia 59 tahun ini ditampar hingga gigi palsunya hampir lepas. Yang memiriskan, kejadian ini dilakukan di depan kelas dan disaksikan sebagian besar anak didiknya.

Kejadian tersebut sebenarnya terjadi Senin (2/10) lalu. Sekitar pukul 10.00 Wita kala itu, semua siswa SDN Keraton III Martapura tengah bersiap menghadapi ujian tengah semester pada jam kedua pelajaran. Junaidah yang saat itu sedang menyebar lembaran soal ujian tengah semester tiba-tiba kedatangan Akhmad Padli. Lelaki itu menuduh Junaidah memulangkan Aditya, anaknya.

Junaidah sendiri mengaku tak memulangkannya. Memang, selama ini Aditya sering dipulangkan karena kasus perkelahian sesama pelajar. Tiap ada keributan di kelas, ia selalu minta siswa yang berantem pulang ke rumah sebagai hukuman. Boleh kembali kalau diantar oleh si orang tua. “Bukan saja Aditya, siswa yang jadi musuhnya pun saya minta pulang,” ucap Junaidah kepada Radar Banjarmasin (Grup Pojoksatu.id), kemarin.

Namun sewaktu pemukulan, ia tidak mengetahui kalau si Aditya ternyata barusan ribut lagi dengan murid lain bernama Sarwani ketika istirahat jam pelajaran pertama. Padli yang menyangka Junaidah lah penyebab anaknya pulang langsung marah-marah di depan kelas. “Kenapa anak saya dipulangkan dari sekolah,” ucap Padli, sebagaimana diceritakan Junaidah.

Junaidah menjawab tidak memulangkan anaknya. Junaidah saat itu justru sedang mencari Aditya karena sedang ada ujian tengah semester. Tak mempercayai alasan Junaidah, Padli mengatakan Junaidah pilih kasih karena si Sarwani tidak dipulangkan.

“Saya kan tidak tahu ada perkelahian saat jam istirahat, waktu istirahat pelajaran itu aku menyiapkan berkas soal untuk ujian pada jam pelajaran kedua, jadi murni tidak tahu,” ujarnya.

Mendapat jawaban yang kurang memuaskan, Padli langsung memukul korban dengan tangan kanan dan mengenai pipi kiri. Pukulan itu cukup keras sehingga Junaidah terjajar. Gusinya bahkan lecet dan gigi palsunya nyaris copot.

“Semua gigi palsu bagian atas hampir lepas setelah dipukul,” ujar Junaidah, yang melapor ke Polsek Martapura Kota sesaat setelah kejadian.

Ditemui di rumahnya di Gang Karya, Kelurahan Jawa, Kecamatan Martapura, kemarin, wanita yang telah puluhan tahun mengabdikan hidupnya demi pendidikan itu tetap masuk kendati mendapat surat izin sakit. Dalam beberapa hari ini, ini ia bahkan kesakitan saat makan karena dampak pukulan itu.

“Yang saya sesalkan, kenapa dia tega memukul saya. Anak-anak banyak yang menangis setelah saya dipukul dan gaduh di depan pintu kelas,” tuturnya yang akan mengakhiri tugas sekitar setahun lagi sebagai PNS setelah mengabdi jadi guru sejak 1978.

Kapolsek Martapura Timur Iptu Siswadi membenarkan dengan kejadian tersebut. Kedua belah pihak telah didamaikan di kantor Polsek, namun belum ada titik temu. Korban juga menjalani visum dan hasilnya masih menunggu. Padli sendiri sempat diamankan 24 jam di Polsek Martapura Kota.

Kepala Dinas Pendidikan Banjar H Gusti Ruspan Noor berharap ada proses perdamaian. Usai kejadian itu, dia langsung mengutus Kepala UPT dan kepala sekolah agar mengambil sikap serta membicarakan kasus tersebut. Kabarnya ada juga mediasi yang langsung difasilitasi polisi.”Ternyata guru (Junaidah) yang jadi korban keberatan dan tetap mempolisikan. Kami terus berusaha agar ada solusi demi kebaikan bersama,” ujar Ruspan Noor dihubungi melalui sambungan telepon genggam.

Selain mencari solusi, Ruspan Noor menyesalkan kejadian di sekolah yang jadi tempat menuntut ilmu.

Sebagai seorang pendidik, Ruspan Noor memang melihat fenomena perubaham dalam dunia pendidikan.

“Zaman telah berubah, kalau guru mendisiplinkan siswa dengan fisik memang tidak boleh dan ada dampak pidana,” katanya.(pojoksatu)

Editor: Chaviz

  Berita Terkait
  • SMPN 35 Kutip Uang Pembangunan Empat Unit Toilet, LKS dan Terobosan, Wali Murid Keberatan

    6 tahun lalu

    PEKANBARU (POROSRIAU.COM) - Wali Murid protes atas kutipan pembangunan empat unit toilet, uang Lembar Kegiatan Siswa (LKS), serta uang terobosan yang dilakukan pihak SMPN 35 Jalan Tengku Bay. Diketahui, kutipan pembangunan empat unit toilet, masing-masing

  • Orang Tua Murid Kecewa, Hampir Keseluruhan Guru SD 08 Galagah Berjualan di Sekolah

    8 tahun lalu

    SOLOK(POROSRIAU.COM)--Praktek kurang mendidik ditunjukan oknum guru di SDN 08 Galagah, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Bukannya mengajarkan siswa untuk belajar dan berhidup hemat, malah sebaliknya, sang guru berjualan makanan at

  • Raih Banyak Prestasi, SMPN 14 Dumai Jadi Pusat Perhatian Masyarakat

    8 tahun lalu

    DUMAI(POROSRIAU.com) – Kepala SMPN 14 Kota Dumai, Drs Yunir KR mengaku bangga atas prestasi yang diraih sekolahnya baik tingkat Kota Dumai maupun Provinsi Riau.Tak ayal, sekolah yang dipimpin

  • Ungku Saliah, Kakek Berkopiah di Sejumlah Rumah Makan Padang

    8 tahun lalu

    KESAKTIANNYA jadi buah bibir urang awak. Dipercaya membawa keberuntungan, potret Ungku Saliah kerap dijumpai di rumah makan Padang. Fenomena ini pun diangkat sejumlah mahasiswa dalam skripsinya.

  • Wabup Said Hasyim Akui Kualitas Sekolah SMPN 2 Tebing Tinggi Tak Kalah Dibanding Swasta

    7 tahun lalu

    MERANTI(POROSRIAU.COM) - Wakil Bupati Kepulauan Meranti H. Said Hasyim menghadiri acara Perpisahan Siswa Kelas IX SMPN 2 Tebing Tinggi Tahun Ajaran 2017-2018, setelah melihat berbagai penampilan si

  •   komentar Pembaca
    Copyright © 2024 POROSRIAU.COM. All Rights Reserved.