PEKANBARU (POROSRIAU.COM) - Walikota Pekanbaru, DR H Firdaus ST MT pada media beberapa hari lalu, tepatnya usai membuka kegiatan Seminar Forum RT/RW di hotel Mutiara Merdeka, Senin (4/12), mengungkapkan, pendapatan asli daerah (PAD) Kota Pekanbaru dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, berada diatas Kota Batam. Yang mana H Firdaus menyebut, pendapatan Batam saat ini berada dikisaran Rp 1,1 triliun. Sementara Kota Pekanbaru dibawah Rp 500 miliar.
Imbas dari capaian yang dianggap tidak maksimal ini, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru akan mengevaluasi seluruh pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD).
Walikota H Firdaus ketika di wawancara di Kantor Walikota Pekanbaru menegaskan, evaluasi dilakukan tidak hanya pada satu OPD, namun seluruh OPD.
"Semua, jadi tidak hanya satu OPD. Evaluasi terhadap semua OPD. Ya kan, tidak ada terkait dalam satu (OPD,red). Semua OPD. Kinerja semua OPD, saya tegaskan ya," ujar H Firdaus.
Dijelaskan orang nomor satu di Kota Pekanbaru ini, ada beberapa tahapan evaluasi pejabat pratama, yang mana evaluasi dilakukan oleh Tim Seleksi.
"Bukan hanya satu OPD, semua OPD. Pertama tahapannya untuk pratama, evaluasi untuk semua OPD. Dari evaluasi itu nanti mana yang masih bisa dipakai, iyakan. Itu siapa yang mengevaluasi, Tim Seleksi. Kemudian dari evaluasi kinerja itu nanti.., Tim Seleksi akan memberikan rekomendasi kepada kepala daerah, apa hasilnya.. dari teman-teman itu dan direkomendasikan kemana. Kepala daerah lebih mengakomodir hasil analisis dari evaluasi yang dilakukan, intinya adalah kinerja. Bagaimana kita meningkatkan kinerja yang lebih baik," ungkap H Firdaus menjelaskan.
Lanjutnya, setelah dilakukan rotasi dan kemudian ada jabatan yang kosong, maka akan dilakukan seleksi terbuka.
"Setelah itu di rotasi.., kemudian ada OPD yang kosong, maka itu nanti yang akan kita lakukan seleksi terbuka. Insha Allah, ini dalam waktu dekat kita umumkan OPD yang akan kita lakukan seleksi terbuka. Awam menyebunya lelang," ujar H Firdaus.
Dilain sisi, ketika disinggung komentar yang pernah disampaikan di media, yang mana dirinya menyebut pendapatan Pekanbaru diatas Kota Batam, Walikota Pekanbaru membenarkan hal tersebut.
"Betul. Itu yang saya katakan... tiga tahun yang lalu kami diskusi dengan Sekda Batam, itu PAD Kota Batam dengan PAD Kota Pekanbaru.. itu lebih tinggi kita. Iya kan, tiga tahun yang lalu," ucapnya.
Saat disebutkan data yang berhasil dihimpun, yang menyatakan pendapatan Pekanbaru, terutama pajak daerah tidak pernah diatas Batam, dijawab Walikota.
"Bukan (hanya,red) pajak, (seluruh,red) pendapatan. Bukan satu ya. Ini kita berbicara pendapatan. Pendapatan itu banyak.., pajak itu salah satu. Ada pajak, ada retribusi. Yang saya katakan tadi itu pendapatan. Semua pendapatan," jelas Walikota Pekanbaru.
Diakui Walikota Pekanbaru, H Firdaus, dirinya belum mendapatkan laporan berapa perolehan pendapatan dan mengharapkan pada seluruh jajaran agar maksimal dalam menggali pendapatan.
"Inikan saya belum dapat laporan berapa sesungguhnya yang kita dapat. Ini yang saya katakan keprihatinan, yang saya katakan, saya ingin mestinya semuanya wajib pajak masyarakat Kota Pekanbaru dan yang bergerak di dunia usaha yang menjadi wajib pajak dan juga para petugas kita di semua dinas, bukan hanya di Bapenda saja, tetapi semua dinas yang berkaitan tentang pendapatan, baik pajak dan retribusi dan lain sebagainya, termasuk juga penyewaan aset. Artinya sumber-sumber pendapatan kita," ujarnya.
"Kemajuan sih ada.., tetapi peningkatan yang terjadi itu sangat tidak signifikan dibandingkan dengan potensi kita yang besar. Ini bukan soal kebocoran-kebocoran, potensi. Bagaimana kita mengelola potensi. Jangan diartikan negatif, ini ada yang bocor, bukan begitu melihatnya. Tetapi bagaimana kreatif kita bagaimana kita menggali potensi itu agar bernilai bagi kita," sambungnya.
Ditempat terpisah, Kepala Bapenda Kota Pekanbaru, H Azharisman Rozie saat diminta tanggapannya, berujar singkat. "Sami'na wa atho'na. Kami mendengar dan kami taat. Bekerja, bekerja dan bekerja," ujarnya.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun POROSRIAU.COM, terhitung tahun 2012 hingga tahun 2017, realisasi PAD sektor pajak yang dikelola Bapenda Pekanbaru tidak pernah sekalipun berada diatas Bapenda Kota Batam.
Seperti tahun 2012, realisasi penerimaan pajak daaerah Kota Pekanbaru sebesar Rp 224.484.191.146. Sementara Batam sebesar Rp 335.216.496.634. Jika dipersentasekan penerimaan Kota Pekanbaru dengan Batam, 66,97 persen. Dengan selisih angka Rp110.732.305.488.
Untuk tahun 2013, realisasi PAD sektor pajak Pekanbaru sebesar Rp 249.909.235.811. Sedangkan Batam sebesar Rp 475.172.881.114. Dengan persentase penerimaan Kota Pekanbaru terhadap Kota Batam sebesar 52,59 persen. Dengan selisih angka sebesar Rp 225.263.645.303.
Tahun 2014 realisasi penerimaan PAD Kota Pekanbaru sebesar Rp 295.389.957.067. Sementara Kota Batam sebesar Rp 580.864.691.714. Jika dipersentasekan, perolehan Pekanbaru terhadap Batam sebesar 50,85 persen. Dengan selisih angka sebesar Rp 285.474.734.647.
Sedangkan tahun 2015, realisasi PAD Kota Pekanbaru Rp 362.512.186.182. Batam Rp 614.910.861.602. Persentase Pekanbaru terhadap Batam sebesar 58,95 persen. Selisih angka Rp 252.398.675.420.
Sementara di tahun 2016, realisasi pendapatan pajak yang dikelola Bapenda Kota Pekanbaru kembali naik, yakni menjadi Rp 396.043.026.553. Perolehan Pekanbaru walau naik dari tahun sebelumnya, namun jika dibandingkan dengan Bapenda Kota Batam, masih jauh tertinggal, yang mana realisasi PAD dari keseluruhan objek pajak Bapenda Kota Batam sebesar Rp 648.110.820.097. Persentase Pekanbaru terhadap Batam sebesar 61,11 persen, dengan selisih angka Rp 252.067.793.544.
Yang terakhir di tahun 2017, walau turun dari dua tahun sebelumnya, realisasi PAD Kota Batam peringkatnya masih berada diatas Kota Pekanbaru, dengan angka realisasi sebesar Rp 592.911.567.481. Sementara Kota Pekanbaru Rp 432.786.171.703. Dengan persentase Pekanbaru terhadap Batam, 72,99 persen. Dengan selisih angka realisasi PAD sebesar Rp 160.125.395.778.(fir)