Kamis, 05 Desember 2024
  • Home
  • PERISTIWA
  • NU Mengutuk Serangan Militer Myanmar ke Muslim Rohingya
Selasa, 22 November 2016 05:52:00

NU Mengutuk Serangan Militer Myanmar ke Muslim Rohingya

Selasa, 22 November 2016 05:52:00
BAGIKAN:
Warga Muslim Rohingya.

POROSRIAU.COM- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bereaksi keras atas kondisi penduduk etnis Islam Rohingya di Myanmar belakangan ini. Desa-desa militer di sana diserang oleh pihak militer Myanmar, puluhan tewas.

Menurut PBNU, Muslim Rohingya makin terjepit dengan kebijakan pemerintah Myanmar. Di beberapa titik di negara bagian Rakhine, aksi militer Myanmar menyebabkan korban berjatuhan. “Militer tidak dibenarkan menyerang sipil dan mencederai hak-hak dasar muslim Rohingya,” begitu pernyataan sikap PBNU yang ditandatangani oleh Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siroj, Senin, 21 November 2016.

Ada 7 poin pernyataan sikap PBNU soal Rohingya ini. Pertama, PBNU mengecam segala tindakan kekerasan yang mencederai nilai kemanusiaan. Kedua, PBNU menyatakan Islam mengutuk kekerasan. PBNU berpendapat umat Islam umumnya ikut merasakan kepedihan yang sangat luar biasa atas peristiwa yang menimpa saudara-saudara seiman yang berada di Myanmar.

Ketiga, PBNU mengajak seluruh kepala negara dan pemimpin negara di dunia untuk pro-aktif melawan segala bentuk kekerasan. “Represi adalah musuh bersama dan harus dilawan sekuat tenaga guna menciptakan upaya perdamaian dan harmoni.

Mereka juga mengajak seluruh umat sedunia untuk terus menggalang solidaritas kemanusiaan untuk menciptakan perdamaian bagi segala bangsa. “NU mendesak pihak-pihak terkait, terutama kepada komunitas internasional dan PBB untuk segera mengambil langkah nyata dalam peristiwa kekerasan terhadap muslim Rohingya yang terjadi di Myanmar.”

Berikutnya, PBNU mendesak ASEAN untuk mengambil sikap dan langkah konkret, khususnya pada pemerintah Myanmar, agar segera mengakui status kewarganegaraan muslim Rohingya. PBNU juga mendesak pemerintah Indonesia untuk mengambil langkah-langkah diplomasi bagi terwujudnya penghormatan atas tak azasi manusia di Myanmar.***

Editor: Chaviz

Sumber: Tempo.co

  Berita Terkait
  • Arab Saudi Kecam Kebijakan Represif Myanmar

    7 tahun lalu

    Pemerintah Arab Saudi dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Sabtu (23/9) mengecam kebijakan represif Myanmar terhadap warga minoritas Muslim Rohingya.

  • Myanmar Blokir Bantuan Kemanusiaan Dari PBB

    7 tahun lalu

    Kantor Koordinator PBB di Myanmar mengatakan kepada Guardian, situasi keamanan dan larangan dari pemerintah membuat operasi pengiriman bantuan kemanusiaan terkendala sebab tidak diberi izin.

  • Tak Bantu Rohingya, Kerajaan Arab Saudi Dikecam

    7 tahun lalu

    Kritik tersebut juga dilontarkan pemimpin milisi Ansarullah, yang menjadi tembok pertahanan Yaman dari perang agresi Saudi, Sayyed Abdol Malik Badreddine AL Houthi.

  • Bombardir Suriah, Iran dan Rusia Kutuk AS

    8 tahun lalu

    Iran dan Rusia mengutuk serangan militer Amerika Serikat ke Suriah pada 6 April 2017. Sebanyak 59 rudal Tomahawk ditembakkan untuk menghancurkan pangkalan angkatan udara Suriah.

  • Bulan Puasa di Bawah Agresi Militer Belanda Pertama

    8 tahun lalu

    Untuk menguasai kembali Indonesia, Belanda melancarkan agresi militernya yang pertama ketika orang Indonesia berpuasa.

  •   komentar Pembaca
    Copyright © 2024 POROSRIAU.COM. All Rights Reserved.