Kamis, 05 Desember 2024
  • Home
  • POLITIK
  • Luhut Jelaskan Soal Video Beri Amplop ke Kiai di Bangkalan
Jumat, 05 April 2019 13:17:00

Luhut Jelaskan Soal Video Beri Amplop ke Kiai di Bangkalan

Jumat, 05 April 2019 13:17:00
BAGIKAN:

JAKARTA (POROSRIAU.COM)  - Video Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia Luhut Binsar Panjaitan memberi amplop kepada seorang kiai beredar di media sosial. Luhut memberi penjelasan.

Luhut menjelaskan video tersebut merekam kunjungannya ke Pondok Pesantren Nurul Cholil di Bangkalan pada Sabtu 30 Maret 2019 lalu. Kunjungannya dalam rangka bersilaturahmi yang menjadi kebiasaannya sejak bertugas di Jawa Timur.

"Silaturahmi di pondok pesantren sudah biasa saya lakukan sejak menjadi Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya di Madiun Jawa Timur pada tahun 1995. Bagi saya keberadaan pesantren telah menjadi pilar penting untuk menjaga kekokohan NKRI," ujar Luhut dalam keterangan tertulisnya, Jumat (5/4/2019).

Luhut mengatakan dari kebiasaan itu, dia kemudian mengenal mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Oleh Gus Dur, dia mengaku diajari tentang tradisi pesantren dan Islam.

"Dari kebiasaan itulah saya mulai mengenal almarhum Gus Dur yang kemudian banyak mengajari saya tentang tradisi pesantren, sejarah Islam, dan tentang Islam yang membawa kedamaian," katanya.

Tak hanya bersilaturahmi, kunjungan ke Ponpes Nurul Cholil dilakukan Luhut khusus untuk menjenguk KH Zubair Muntasor. Sebab, dia mendapat kabar sang kiai tengah memiliki masalah kesehatan.

"Khusus mengenai kunjungan ke Bangkalan, saya sengaja menjenguk KH Zubair Muntasor yang saya dengar memiliki masalah kesehatan. Tentu hal ini tidak patut saya ceritakan ke publik secara lebih mendetail karena privasi Beliau," ujar Luhut.

Luhut pun menegaskan pemberian amplop kepada KH Zubair Muntasor tak terkait dengan Pilpres 2019. Amplop tersebut merupakan bisyaroh atau tanda terima kasih dari jemaah yang mendengar tausiah, untuk membantu biaya pengobatan sang kiai.

"Sebagai tamu yang dijamu dan disambut dengan hangat, saya hanya dapat membalas dengan memberi bisyaroh sekedarnya untuk membantu pengobatan Beliau. Sayapun lebih dulu diberi oleh-oleh berupa batik dan batu akik. Begitulah tradisi yang kami lakukan untuk menjaga tali silaturahmi," tuturnya.

Luhut juga menjelaskan dalam pertemuan yang berlangsung selama 15 menit itu dia hanya menitipkan pesan agar jangan sampai ada umat atau santri yang golput pada Pemilu 2019. Dia pun menyesalkan peristiwa tersebut seolah 'dipelintir' sebagai aksi jual beli suara yang dilakukannya kepada KH Zubair Muntasor.

"Saya menyesalkan adanya pihak-pihak yang mengatakan telah terjadi jual beli suara dalam pertemuan tersebut. Bagi saya, fitnah yang keji itu mencoreng kehormatan terutamanya KH Zubair Muntasor dan pondok pesantren yang diasuhnya," kata Luhut.

Dia meminta semua pihak untuk mengedepankan pikiran jernih ketimbang berprasangka buruk kepada orang lain. Jangan sampai tradisi silaturahmi yang telah turun temurun dirusak oleh kecurigaan-kecurigaan yang tidak berdasar.

"Saya mengimbau kepada para elite agar mengedepankan pikiran jernih ketimbang prasangka buruk, dan hati yang bersih ketimbang hati yang penuh kecurigaan. Ajaran hubungan dan jalinan silahturahmi yang sudah diajarkan turun temurun oleh para leluhur kita jangan dirusak oleh kepentingan sesaat para elite. Sebelum bertindak bertanyalah dan berdialoglah dengan hati nurani yang paling dalam untuk melakukan sesuatu yang terbaik. Demikian klarifikasi ini saya sampaikan dengan harapan dapat menghentikan fitnah atau kabar bohong yang diedarkan. Terimakasih," pungkasnya.


Begini klarifikasi lengkap Luhut:

Sehubungan dengan beredarnya video kunjungan saya ke Pondok Pesantren Nurul Cholil di Bangkalan, berikut klarifikasi saya:

1. Kunjungan saya ke Pondok Pesantren Nurul Cholil Bangkalan pada Sabtu 30 Maret 2019, merupakan bentuk silaturahmi.
2. Silaturahmi di pondok pesantren sudah biasa saya lakukan sejak menjadi Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya di Madiun Jawa Timur pada tahun 1995. Bagi saya keberadaan pesantren telah menjadi pilar penting untuk menjaga kekokohan NKRI.
3. Dari kebiasaan itulah saya mulai mengenal almarhum Gus Dur yang kemudian banyak mengajari saya tentang tradisi pesantren, sejarah Islam, dan tentang Islam yang membawa kedamaian.
4. Khusus mengenai kunjungan ke Bangkalan, saya sengaja menjenguk KH Zubair Muntasor yang saya dengar memiliki masalah kesehatan. Tentu hal ini tidak patut saya ceritakan ke publik secara lebih mendetail karena privasi Beliau.
5. Sebagai tamu yang dijamu dan disambut dengan hangat, saya hanya dapat membalas dengan memberi bisyaroh sekedarnya untuk membantu pengobatan Beliau. Sayapun lebih dulu diberi oleh-oleh berupa batik dan batu akik. Begitulah tradisi yang kami lakukan untuk menjaga tali silaturahmi.
6. Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 15 menit, saya menitipkan pesan agar jangan sampai ada umat atau santri yang golput pada Pemilu 2019.
7. Saya menyesalkan adanya pihak-pihak yang mengatakan telah terjadi jual beli suara dalam pertemuan tersebut. Bagi saya, fitnah yang keji itu mencoreng kehormatan terutamanya KH Zubair Muntasor dan pondok pesantren yang diasuhnya.
8. Saya mengimbau kepada para elite agar mengedepankan pikiran jernih ketimbang prasangka buruk, dan hati yang bersih ketimbang hati yang penuh kecurigaan. Ajaran hubungan dan jalinan silahturahmi yang sudah diajarkan turun temurun oleh para leluhur kita jangan dirusak oleh kepentingan sesaat para elite. Sebelum bertindak bertanyalah dan berdialoglah dengan hati nurani yang paling dalam untuk melakukan sesuatu yang terbaik.

Demikian klarifikasi ini saya sampaikan dengan harapan dapat menghentikan fitnah atau kabar bohong yang diedarkan. Terimakasih.**

 

Saksikan juga video 'Soal Amplop Luhut ke Kiai, BPN Minta Bawaslu Bertindak':

https://news.detik.com/video/190404103/soal-amplop-luhut-ke-kiai-bpn-minta-bawaslu-bertindak

 

 

Sumber: detik.com

  Berita Terkait
  • Fahri Hamzah: Luhut Telah Lukai Hati Dan Kehormatan Kiai

    6 tahun lalu

    Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menyayangkan sikap Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan yang tertangkap kamera memberikan amplop

  • Kelahiran Generasi Z, Kematian Media Cetak

    7 tahun lalu

    Di Indonesia, melihat kehadiran internet secara komersial di sini pada 1994, bisa dibilang Generasi Z adalah mereka yang lahir medio 1990-an hingga medio 2000-an.

  • Kasus Video Panas, Luna Maya dan Cut Tari Masih Tersangka

    6 tahun lalu

    Permohonan praperadilan LP3HI soal status tersangka Luna Maya dan Cut Tari ditolak. Dengan ini, keduanya tetap sebagai tersangka pada kasus video panas.

  • Dapatkan Bantuan Insentif Pemerintah Melalui Kemenparekraf, ini Caranya

    3 tahun lalu

    Kali ini Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengajak pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif terutama UMKM untuk memaksimalkan program BIP 2021 yang diluncurkan dengan waktu pendaftaran mulai 4 Juni hingga 4

  • Berikut Sejumlah Faktanya, Kepala Bayi Putus Saat Persalinan di Puskesmas Inhil

    2 tahun lalu

    Peristiwa menyedihkan kepala bayi putus saat persalinan terjadi di Puskesmas Gajah Mada pada Jumat (26/8) lalu.

  •   komentar Pembaca
    Copyright © 2024 POROSRIAU.COM. All Rights Reserved.