Kamis, 05 Desember 2024
  • Home
  • INHIL
  • Berikut Sejumlah Faktanya, Kepala Bayi Putus Saat Persalinan di Puskesmas Inhil
Sabtu, 03 September 2022 00:53:00

Berikut Sejumlah Faktanya, Kepala Bayi Putus Saat Persalinan di Puskesmas Inhil

Sabtu, 03 September 2022 00:53:00
BAGIKAN:
Net
Ilustrasi
INHIL, POROSRIAU.COM - Pasangan suami Khaidir dan Nova kehilangan bayi perempuannya secara tragis. Di mana, anak keduanya itu meninggal dalam kondisi mengenaskan yakni kepala terputus saat proses persalinan di Puskesmas Gajah Mada, Indragiri Hilir (Inhil), Riau. Peristiwa menyedihkan itu terjadi pada Jumat (26/8) lalu.
 
Berikut sejumlah fakta atas peristiwa tersebut:
 
1. Nova Dilarikan ke Puskesmas Karena Mengalami Pecah Ketuban
 
Nova sendiri dilarikan ke puskesmas karena mengalami pecah air ketuban. Setibanya di Puskesmas, Nova langsung ditangani tenaga kesehatan. Namun tak disangka, bayi yang dilahirkan justru tidak utuh alias putus di bagian kepala.
 
Insiden itu sontak membuat Khaidir kaget. Nova pun akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Puri Husada untuk mendapat penanganan medis.
 
Insiden itu kemudian membuat pasangan Khaidir dan Nova syok. Bahkan pasangan itu tidak kuasa melihat bayinya lahir tanpa kepala.
 
Khaidir saat dikonfirmasi membenarkan insiden tersebut. Hanya saja ia belum ada melaporkan kasus tersebut ke kepolisian.
 
"Benar (soal insiden kepala bayinya putus). Belum ada lapor," ujar Khaidir saat dimintai konfirmasi dari seluler, Rabu (31/8/2022).
 
2. Tim Ahli Cari Tahu Penyebab Kepala Bayi Putus
 
Kepala Puskesmas Gajah Mada, Marlina mengatakan tim ahli sudah turun untuk memastikan atas insiden persalinan tersebut.
 
"Saya belum bisa cerita banyak karena ini tim audit dan tim ahli sudah turun. Ya kita tunggu dari ahli AMP atau audit maternal perinatal dulu selesai kerja," kata Marlina, ketika dikonfirmasi, Rabu (31/8/2022).
 
3. Awalnya ke Puskesmas Hanya Ingin Ambil Rujukan
 
Khaidir, ayah dari bayi yang kepalanya putus saat lahiran datang ke Puskesmas Gajah Mada untuk mengambil rujukan ke rumah sakit, bukan untuk persalinan istrinya.
 
"Waktu dibawa ke puskesmas itu ketuban sudah pecah dari rumah. Jadi dari rumah juga ke puskesmas sekitar 15 menit, nah suaminya minta ambulans untuk dibawa karena secara BPJS harus rujukan dulu di Puskesmas kalau mau ke RSUD," kata pengacara keluarga Khaidir, Hendri, Kamis (1/9/2022).
 
Setiba di puskesmas, pantat bayi ternyata sudah keluar. Hal itu membuat tiga bidan di Puskesmas Gajah Mada langsung mengambil tindakan medis mengeluarkan bayi tanpa dirujuk.
 
"Di Puskesmas itu juga posisinya pantat si bayi sudah keluar," jelasnya.
 
4. Bayi yang Kepalanya Putus Lahir Sungsang
 
Pengacara keluarga Khaidir, Hendri menjelaskan harusnya lahiran bayi kliennya tidak bisa ditangani di Puskesmas. Sebab, bayi itu akan lahir secara sungsang.
 
"Di Puskesmas itu juga posisinya pantat si bayi sudah keluar. Tetapi itu juga harusnya tidak boleh ditangani karena kapasitas Bu Bidan itu bukan menangani bayi sungsang, bayi ini memang sungsang posisinya," kata Hendri.
 
Hendri mengatakan jarak dari Puskesmas Gajah Mada ke RSUD Puri Husada sekitar 3 km. Sehingga tak butuh waktu lama untuk bisa dirujuk dan ditangani dokter spesialis.
 
"Ada tiga bidan menangani. Makanya heran juga kenapa ditangani, padahal Puskesmas ke RSUD itu sekitar 5 menit jalan kaki, tidak sampai 3 km kalau itu dirujuk sebenarnya," kata Hendri.
 
"Mereka bilang ini panggilan kemanusiaan. Tapi saya bilang kondisi ini salah, kalau ini keluar tanpa ada cacat ya tak masalah. Ini sampai bayinya putus kepala," kata Hendri.
 
5. Anak Pasangan Khaidir dan Nova Sudah Alami Kelainan Medis
Hendri menambahkan bahwa anak dari Khaidir dan Nova yang lahir dengan kondisi kepala terputus sudah mengalami masalah medis sejak awal kandungan. Karena itu, menurut dia, proses persalinan harusnya ditangani oleh dokter spesialis.
 
"Bayi ini sungsang atau kategori lahir tidak normal, jadi harus dokter spesialis," terang pengacara keluarga Khaidir,Hendri Irawan, Kamis (1/9/2022).
 
Selain sungsang, bayi ternyata mengalami kelainan medis. Hal itu diketahui sejak ada dalam kandungan dan hasil kontrol rutin di dokter kandungan.
 
"Bayi ini ada kelainan waktu diperiksa di dokter kandungan. Alami hidrosefalus," kata Hendri.
 
6. Persalinan di Puskesmas Gajah Mada Diduga Malpraktik
Karena bayi di kandungan Nova mengalami masalah medis, Hendri menyebut harusnya persalinan dilakukan oleh dokter spesiali. Dia pun menuduh persalinan yang menyebabkan kepala bayi Nova dan Khaidir putus sebagai tindakan malpraktik.
 
Keluarga pun menduga ada tindakan yang salah dilakukan tiga bidan di puskesmas itu. Hal itu dinilai sebagai malpraktik atau kelalaian dalam standar profesional yang menyebabkan seseorang menderita kerugian.
 
"Kami menduga itu malpraktik. Ini karena seharusnya tak ditangani bidan, harusnya ditangani dokter karena posisi sungsang," katanya.
 
7. Khaidir Saksikan Langsung Kepala Anaknya Putus
Hendri menceritakan kliennya berada di lokasi saat peristiwa itu terjadi. Sehingga Khaidir menyaksikan langsung momen menyedihkan itu.
 
"Kepala bayi putus itu di puskesmas. Kalau kata Pak Khaidir darah itu mengucurlah di puskesmas itu, beliau menyaksikan," katanya.
 
Khaidir, kata Hendri, langsung syok melihat peristiwa itu, apalagi ketika itu banyak darah yang mengucur. Karena kepala bayinya masih tertinggal di dalam perut, maka Nova dirujuk ke rumah sakit untuk mengeluarkan kepala bayi tersebut.
 
"Setelah itu dibawa ke RSUD untuk ditangani dokter spesialis," katanya.
 
8. Kasus Kepala Bayi Putus Saat Persalinan Berakhir Damai
Kasus ini pun berakhir damai. Meski pihak keluarga menduga ada peristiwa malpraktik saat proses persalinan.
 
Keputusan berdamai itu diambil setelah pemeriksaan tentang insiden itu tuntas.
 
"Hari ini kita sudah selesai proses mediasi sama keluarga. Intinya niat kita menolong saat itu, semua sudah kita jelaskan sama keluarga," kata Kepala Puskesmas (Kapus) Gajah Mada Tembilahan, Marlina kepada detikSumut, Kamis (1/9/2022).
 
Marlina mengatakan semua prosedur dan penanganan sudah dilakukan dengan baik. Marlina memastikan bidan yang ada pada waktu kejadian berusaha menyelamatkan bayi dan sang ibu.
 
"Kemarin itu intinya penyelamatan, ya kita mau menolong karena sudah keluar," kata Marlina.
 
Marlina tak mau membahas panjang soal kronologi kejadian. Menurutnya penyebab bayi putus saat persalinan sudah selesai dan tidak perlu diperpanjang.
 
"Sudah selesai semua. Tadi sudah mediasi di Puskesmas, polisi, dinas semua hadir di Puskesmas, ini baru selesai malam," imbuh Marlina.(detik.com)
  Berita Terkait
  • Paparkan Keberhasilan di Paripurna DPRD Sempena Hari Jadi Meranti Ke-X, Bupati Mendapat Apresiasi Sejumlah Tokoh.

    6 tahun lalu

    MERANTI(POROSRIAU.COM) - Bupati Kepulauan Meranti Drs. H. Irwan M.Si didampingi Wakil Bupati H. Said Hasyim, mengikuti Rapat Paripurna DPRD,  Sempena Hari Jadi Meranti Ke-X yang jatuh pada Tan

  • Forum OPD Tahun 2017 Kabupaten Siak

    8 tahun lalu

    SIAK(POROSRIAU.COM)--“Kita harus merubah mindset dan cara-cara lama, saat ini bagaimana kita dapat mendongkrak pendapatan daerah. Kemudian program yang diusulkan dalam APBD merupakan program

  • Bupati Syamsuar Terima Penghargaan Inovasi Pelayanan Publik

    8 tahun lalu

    Bicara soal inovasi pelayanan publik, Kabupaten Siak sudah diakui di tingkat Nasional. Negeri Istana yang dipimpin Drs. H. Syamsuar, M.Si itu, lagi-lagi menerima penghargaan untuk ketiga kalinya masuk dalam Top 99 inovasi pelayanan publik tahun 2017. Peng

  • Reuni Dua Dasawarsa SMANSIX Pekanbaru '96 Berlansung Seru dan Penuh Keceriaan

    8 tahun lalu

    Masa-masa SMA bagi banyak orang adalah masa-masa yang penuh kenangan dan sulit tuk dilupakan. Ini pula yang dirasakan para alumni SMAN 6

  • Setya Novanto Marah Besar, Laporkan Puluhan Akun Medsos

    7 tahun lalu

    Masih ingat foto Ketua DPR RI Setya Novanto yang tengah berbaring di ranjang RS Premier Jatinegara, Jakarta, beberapa waktu lalu?

  •   komentar Pembaca
    Copyright © 2024 POROSRIAU.COM. All Rights Reserved.