Senin, 15 Januari 2018 09:06:00
Kelompok Kempas Sebauk Seakan Sudah Letih
Oleh: Deri/Fen
Senin, 15 Januari 2018 09:06:00
BENGKALIS(POROSRIAU.COM)- - Kempas (Kelompok Masyarakat Peduli Alam Sekitar) yang mengelola hutan mangrove di Desa Sebauk Kecamatan Bengkalis yang didirikan pada 2004 silam merasa sudah letih.
Hal ini sebagaimana disampaikan Kepala Desa Sebauk, Meftahuddin yang menuturkan, "Kelompok ini seakan sudah letih, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis pernah berkonsultasi dengan kelompok ini akan membantu pada 2018 tapi sampai saat ini belum ada perhatiannya," kata Meftahuddin kepada wartawan, Jum'at (12/1/2018) kemarin.
Meftahuddin menambahkan, "Pemerintah menginginkan peningkatan ekonomi masyarakat itu secara mandiri sedangkan kelompok Kempas yang mengelola hutan mangrove secara swadaya. Kalau tidak ada support dari pemerintah daerah bagaimana desa itu berkembang. Contohnya hutan mangrove ini perlu dibangun jalan. Kemudian pernah diusulkan pembangunan jeti atau jembatan," tambahnya.
Pada 2017 Meftahuddin mengaku pernah beberapa kali mengusulkan kepada pemerintah daerah dan mendapat informasiakan dianggarkan pada 2018. "Ternyata kami mendapat informasi tahun 2018 ini tidak dianggarkan, jadi Kelompok Kempas ini sudah sangat lemah sekali. Pemerintahan daerah menyampaikan bahwa satu desa itu satu produk dan satu desa itu satu keunggulan desa sebagaimana yang disebut dengan kearifan lokal," pungkasnya.
"Kami selaku kepala desa yang meninjau ke lapangan bahwa kearifan lokal itu bagi kami dari segi wilayah dan penduduk kami posisikan di bidang perikanan salah satunya yaitu mangrove dan kolam alami. Peningkatan ekonomi masyarakat akan ada nanti baik dari segi jualan (pedagang,red), pariwisata, tempat-tempat memancing. Untuk bidang lain itu ada juga misalnya usaha tenon tetapi ini hanya masyarakat ekonomi yang tinggi membelinya".
Meftahuddin melalui media ini mengharapkan kepada pemerintah Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, pihak terkait maupun kementerian yang berkaitan sesuai dengan apa yang disampaikan bahwa daerah pesisir itu harus bangkit tolong diperhatikan langsung turun ke lapangan.
"Apakah desa ini rekayasa atau masyarakat kelompok ini sudah berbuat. Sebagai kepala desa yang menjalankan amanah dari masyarakat kami peningkatan ekonomi dan program-program mendukung pemerintah daerah. Kalau ini program Pemda, salah satu yang dibangun nantinya kami mohon sedapat mungkin kalau tidak dari kabupaten maupun dari provinsi".
Untuk menjaga hutan alam pesisir yang mengalami abrasi sedemikian lama sepanjang 100an meter sehingga kelompok ini mengambil inisiatif untuk memelihara dan menanam mangrove yang ada. Di lokasi tersebut saat ini terdapat 5 buah pondok tempat bersantai, jembatan papan jalan setapak seadanya sekitar 300an meter, juga terdapat 1 kakus bantuan dari Koramil Bengkalis. Yang perlu dilakukan pemerintah adalah membangun jalan sepanjang 700an meter lebar 4 meter.
Pemdes Sebauk pada 2016 telah membantu kelompok ini karena Meftahuddin selaku kepala desa ragu untuk menganggarkan setiap tahunnya sebab minimnya anggaran dan sesuai aturan pemerintah desa maupun kabupaten jangan terus menganggarkan nanti takut salah aturan. Meftahuddin menyampaikan andai saja kunjungan masyarakat tetap ramai ke kawasan yang sangat nyaman ini maka masyarakatnya akan bisa membuka usaha jualan baik makanan, minuman maupun sovenir.
Saat ditanya mengenai wacana adanya penampilan kesenian pula, kedepannya Pemdes Sebauk akan melakukan kerjasama dengan LAM Riau desanya dan penggiat seni didaerah sekitarnya.
"Sehingga masyarakat yang duduk di lembaga itu langsung terlibat dengan peran masing-masing begitu pula sanggar seni yang ada. Kalau suatu daerah itu tidak mempunyai event kesenian tahunan jadi kesenian ini akan mati. Kalau dilakukan pihak desa mungkin saja tidak mampu karena memerlukan dana besar sedangkan anggaran semakin kecil. Tapi dengan adanya kerjasama antar kelompok ini semuanya akan berjalan sehingga kesenian yang ada di desa akan muncul dan nampak di tengah masyarakat".
Dukungan masyarakat maupun Badan Perwakilan Desa (BPD) akan pengembangan kawasan wisata hutan mangrove Desa Sebauk ini sangat tinggi. Kedepannya walau tanpa dukungan pemerintah daerah, Meftahuddin berharap agar hutan mangrove yang dikelola kelompok Kempas ini tetap terjaga.
Alhamdulillah, atas usaha Ketua Kempas Zakaria A (68 tahun) pensiunan PNS yang dulu adalah penjaga sekolah ini bersama 16 orang anggota, akhirnya Kempas menerima penghargaan Petala Bumi pada 2016 tingkat Provinsi Riau pada 2016 silam.(dr)
Editor: Chaviz
Diserang Isu SARA dan Pornografi, SUA Minta Aparat Segera Bertindak
8 tahun laluPEKANBARU(POROSRIAU.COM)-- Terus mendapat kecaman, seakan Tidak henti-hentinya pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru nomor urut 5, Dastrayani Bibra-Said Usman Abdullah diserang persoalan, setelah permasalahan Alat Peraga Kampanye (APK) diru
Dari Pemilih ke Konsumen Politik
8 tahun laluDALAM kontestasi kampanye politik satu dekade belakangan ini, telah terjadi pergeseran memaknai konstituen politik dari konsep pemilih (voter) menjadi konsep konsumen (consumer). Andrew Hughes (201
Darurat Korupsi
8 tahun laluKASUS korupsi kembali mencuat. Tak tangung-tanggung kerugian negara mencapai Rp 2,3 triliun terkait pengadaan proyek KTP elektronik. Meski sedang gonjang ganjing pilkada serentak putaran kedua di DKI Jakarta, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak memed
Syafruddin Atan Wahid : Kemenangan PKS Dan Paslon 02 adalah Satu Paket Menuju Indonesia Menang
6 tahun laluDUMAI (POROSRIAU.COM) - Sosok Calon Anggota Legislatif (Caleg) 2019 Kota Dumai yang maju mewakili Daerah Pemilihan (Dapil) 2 ini, sudah tidak asing lagi dikalangan birokrasi Pemerintah Daerah Kota
Masjid 60 Kurang Aso Wisata Religi Solok Selatan
8 tahun laluPada masa lalu, di daerah Solok Selatan terdapat sebuah Kerajaan penting. Kerajaan Alam Surambi Sungai Pagu namanya. Hingga saat ini masih banyak peninggalan-peninggalan bersejarah yang masih terpelihara dengan baik