Kamis, 05 Desember 2024
  • Home
  • BISNIS
  • Sektor Properti Diperkirakan Pulih Tahun Depan, Berikut Penjelasanya
Kamis, 20 Desember 2018 06:14:00

Sektor Properti Diperkirakan Pulih Tahun Depan, Berikut Penjelasanya

Oleh: Redaksi
Kamis, 20 Desember 2018 06:14:00
BAGIKAN:
Ilustrasi Properti.(Foto:Int)

POROSRIAU.COM--Sektor properti di Tanah Air diperkirakan akan stabil pada tahun 2019. Hal itu juga diamini oleh Head of Marketing Rumah.com (portal properti), Ike Hamdan.

Menurut Ike, pasar properti nasional pada 2019 diprediksi stabil meski akan ada Pemilihan Presiden 2019 pada semester pertama tahun depan. Ia juga berpendapat bahwa kebijakan pemerintah untuk menjaga sentimen pasar di sepanjang tahun 2018, terutama pascalebaran dan pengaruh global, berdampak positif.

Apalagi, ia mengingatkan bahwa kebijakan pemerintah yang melonggarkanloan to value (LTV) atau persentase uang muka membuka kesempatan bagi para pencari properti untuk membeli rumah dengan uang muka yang serendah-rendahnya. Ike menjelaskan bahwa secara umum, pasar properti pada 2019 tidak akan begitu terpengaruh dengan keadaan politik.

Dengan demikian, pasar properti akan terus merangkak naik dan menuju pemulihan, sehingga saat ini dinilai merupakan waktu yang tepat untuk membeli properti, baik untuk tujuan dihuni maupun dipakai sendiri sebagai sarana investasi.

Jakarta masih menjadi idola

Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia, Ferry Salanto, menyebutkan pasar properti Jakarta sekarang menunggu momentum untuk pemulihan, setidaknya setelah beberapa bulan setelah pemilu. Menurut Ferry, meski mengalami stagnasi, pasar properti di Jakarta dinilai tetap tidak bisa ditandingi oleh pasar berkembang lainnya.

Ferry mengingatkan sejumlah perusahaan teknologi finansial pada saat ini sudah memulai untuk memperluas dengan mencari ruang kerja baru yang lebih besar. Dalam paparan properti di Jakarta, 3 Oktober 2018, Ferry juga menyatakan bahwa kondisi perkantoran di wilayah Jakarta dinilai masih stagnan, antara lain karena banyaknya pasokan perkantoran baru di kawasan Ibu Kota.

Menurut dia, salah satu penyebab dari fenomena tersebut proyeksi suplai atau pasokan perkantoran yang sangat besar pada tahun 2018, yang diperkirakan mencapai sekitar 600 ribu meter persegi.

Padahal, Ferry mengingatkan bahwa volume aktivitas sewa menyewa di ruang perkantoran Jakarta masih lebih kecil dibandingkan dengan volume pasokan perkantoran yang masuk sehingga dinilai belum ada titik keseimbangan. Lantaran banyaknya pasokan perkantoran yang masuk maka kemungkinan jumlah tingkat hunian perkantoran di wilayah Jakarta akan turun sampai sekitar 80 persen, dari posisinya pada saat ini sekitar 82,8 persen.

Ferry juga memaparkan tahun ini juga dipenuhi dengan berbagai sentimen faktor nonteknis, antara lain kondisi tahun politik yang juga memengaruhi perilaku investor properti.

Berbeda dengan di area CBD atau sentrabisnis Jakarta, di kawasan non-CBD tingkat okupansi dinilai masih tinggi, tetapi baru akan terasa pada tahun depan karena pasokan akan bertambah di non-CBD terutama pada 2019.

Senior Director of Office Services Department Colliers International Indonesia Bagus Adikusumo mengatakan pasar properti Ibu Kota yang sekarang dalam kondisi pasokan berlebih di beberapa sektor akan memberikan peluang kepada investor asing untuk masuk dan bekerja sama dengan pemilik tanah dari properti lokal yang dinilai memiliki lokasi properti yang sangat strategis.

Hal tersebut, karena investor asing dinilai membawa cash flow atau aliran dana yang sangat kuat sehingga mereka tidak terlalu tergantung kepada penjualan sales awal. Ia berpendapat bahwa investor asing yang masuk Indonesia rata-rata berbicara untuk jangka panjang, yaitu tidak hanya lima tahun tetapi bisa sampai sekitar 20 tahun.

Apalagi, siklus properti juga akan berjalan naik turun sehingga bila saat ini siklus properti di Jakarta sedang turun, maka saat siklusnya naik, para investor asing ke depannya juga sudah memiliki properti di lokasi yang premium. Bagus mencontohkan banyak investor dari Jepang dan Korea Selatan yang sudah masuk lokasi premium di Jakarta dan sekitarnya, dengan berpikir dalam jangka panjang.(Antara)

Editor: Chaviz

  Berita Terkait
  • APBD Riau 2019 Diperkirakan Tinggal Sekitar RP.8,1 Triliun, Berikut Penjelasan Sekdaprov

    6 tahun lalu

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Riau Tahun 2019 diperkirakan hanya tinggal sekitar Rp8,1 triliun. Jika dibandingkan dengan APBD tahun ini yang mencapai Rp10,09 triliun lebih, artinya tahun depan akan terjadi penurunan sekitar 20 per

  • Dapatkan Bantuan Insentif Pemerintah Melalui Kemenparekraf, ini Caranya

    3 tahun lalu

    Kali ini Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengajak pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif terutama UMKM untuk memaksimalkan program BIP 2021 yang diluncurkan dengan waktu pendaftaran mulai 4 Juni hingga 4

  • Firdaus Siapkan Metropolitan PEKANSIKAWAN Jadi Masa Depan Riau

    7 tahun lalu

    PEKANBARU (POROSRIAU.COM) - Calon gubernur Riau Dr Firdaus MT optimis konsep pembangunan PEKANSIKAWAN (Pekanbaru, Kampar, Siak dan Pelalawan) akan menjadi masa depan pembangunan Riau.

  • Sri Mulyani: Belanja Negara Tahun Depan Mendekati Rp.2500 Triliun

    6 tahun lalu

    Pemerintah pada tahun 2019 akan meningkatkan seluruh belanja negara. Jumlah keseluruhan belanja negara pada tahun depan diperkirakan mendekati Rp 2.500 triliun.

  • Inilah Prediksi Caleg Dari Kalangan Artis Yang Lolos Ke Senayan

    6 tahun lalu

    JAKARTA (POROSRIAU.COM) – Pesta demokrasi serentak telah usai digelar. Pemilu 2019 ini meliputi pemilihan presiden-wakil presiden, juga anggota legislatif mulai tingkat daerah hingga pusat.&n

  •   komentar Pembaca
    Copyright © 2024 POROSRIAU.COM. All Rights Reserved.