PEKANBARU (POROSRIAU.COM) - Keluhan Warga Jalan Teratai, Gang Anggrek, RT 05/RW 03, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Sukajadi, terkait proyek pembangunan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) yang membentang disepanjang Gang Anggrek, ditanggapi Lurah Padang Bulan, Wijaya Kusuma.
Lurah Padang Bulan, Wijaya Kusuma mengatakan, dirinya tak pernah mendapat laporan keluhan masyarakat terkait Saluran IPAL Sanimas ini. "Inilah baru saya tau dari wartawan. Namun, saya memang mengetahui pembangunan IPAL ini sejak Desember 2016 lalu," ungkap Wijaya Kusuma kepada media, Rabu (5/4/2017).
Warga tetap menolak kehadiran IPAL Sanimas ini. "Intinya warga belum siap, sosialisasi masih kurang dari pihak RW. Tingkat pengetahuan masyarakat mengenai IPAL ini masih rendah. Namun kenapa pemerintah tetap memaksakan dibangun. Ini menjadi keluhan kami," tutur Boy mengakhiri.
Sementara itu, Ketua RW 03, H Arpi Rustam saat berada di Kelurahan Padang Bulan, mengatakan, pembangunan IPAL di wilayahnya merupakan bantuan dari Bank Islam Dunia, untuk menjadi syarat pembangunan Mesjid Paripurna di Kelurahan Padang Bulan.
"Dana turun dari Kementrian PU, sebesar Rp 425 juta untuk pembangunan IPAL. Dengan Rincian, 60 persen dana untuk fisik, 35 persen upah," jelas Arpi.
Arpi mengakui memang ada kelurahan warga terkait IPAL yang ada disana. Ia menyebutkan, sudah dua kali memang kotoran atau tinja naik keatas sehingga menimbulkan bau busuk.
"Kita sudah cek kelokasi penyebabnya, setelah manhole dibuka, ditemukan sampah plastik yang dibuang ke saluran IPAL. Jadi saluran tersumbat," katanya.
Arpi menyebutkan selama ini, pihaknya sudah dua kali melakukan sosialisasi kepada warga setempat. Juga telah berulang kali mengimbau warga untuk tidak membuang limbah melalui sanitasi.
"Saya sebagai RW hanya dapat umpat saja, itu resiko. Kami ada bukti bahwa telah menyosialisasikan hal ini kepada warga baik dokumentasi video maupun tanda tangan absensi," keluhnya.
Selain itu, menurut Arpi, pihaknya juga tidak akan menyambung saluran ke rumah warga yang menolak IPAL Sanimas. "Sebenarnya sudah harus diserah terimakan ini kepada Pemerintah, namun karena ada keluhan warga, kami tunda dulu," sambung Arpi.
Ditambahkan Arpi sebenarnya IPAL Sanimas sangat bermanafat bagi warga sekitar. "Di Pekanbaru ada 9 titik, masih banyak yang mengajukan karena banyak manafat dari pemanafatan limbah ini. Salah satunyta menyuburkan tanah," ungkapnya.
Sebelumnya, warga Jalan Teratai Gang Anggrek, mengeluhkan proyek IPAL yang saat ini berfungsi menampung kotoran yang berasal dari rumah warga, setiap hujan datang, di pemukiman warga tercium aroma tak sedap dan bahkan kotoran atau tinja yang ada didalam bak penampungan meluber hingga ke jalan.
Boy menyebutkan, proyek yang dibuat terkesan asal-asalan. Tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkann oleh warga setempat.
"Jadi, aromanya sangat menganggu dan hal ini sudah kami rasakan selama lima bulan," ungkap Boy Saripudin diamini beberapa orang warga yang saat itu berkumpul dikediamannya Gang Anggrek.
Lanjutnya, Ia dan beberapa warga lain telah berupaya untuk mengadu ke pihak Kelurahan, namun hal ini dihalangi oleh Ketua RW setempat, dengan dalih akan diselesaikan secara kekeluargaan. Namun hal itu hanya omong kosong belaka, buktinya hingga saat ini tidak ada solusi yang diberikan kepada warga.
"Kami berharap IPAL yang dibuat ini dibongkar dan ditimbun saja, karena kami lebih nyaman dengan adanya septik tank sendiri-sendiri di rumah, dari pada proyek ini ada hanya untuk menyusahkan kami. Kami disini membutuhkan air bersih. Tapi kalau proyek pembangunan air bersih diadakan disini, kami sangat mendukung sekali. Lihat saja air di sumur kami tidak bersih," ujarnya.
Boy, menambahkan sebenarnya warga akan melakukan aksi demontrasi ke Kantor Lurah. Namun karena ada intimidasi dari pihak RW, hal ini urung dilakukan. "Mereka (pihak RW, red) bilang kalau tak setuju proyek ini dilanjutkan silahkan pindah dari sini," ujar Ropi menirukan statemeng dari pihak RW.(fir)