PANGKALAN KERINCI(POROSRIAU.COM) – Pertanian padi di Kecamatan Kuala Kampar tak diragukan lagi potensi yang dimiliki oleh kecamatan terluar Kabupaten Pelalawan ini, dikenal sebagai lumbung padinya Kabupaten Pelalawan, dengaan memenuhi 90 persen kebutuhan gabah daerah yang sudah berusia 18 taun ini.
Hamparan seluas 2930 hektar, di tanam dengan bibit padi unggulan daerah setempat yakni jenis beras Cekau dan Karya Pelalawan melengkapi kekayaan potensi pertanian dari Kecamatan Kuala Kampar.
Keunggulan varietas Beras Cakau dan Karya Pelalawan ini, varietas ini dapat tumbuh subur walau tanpa diberikan pupuk dan hanya mengandalkan kesuburan tanah saja. Untungnya, lahan yang menghampar ribuan hektar untuk pertanian sawah memang memiliki tingkat kesuburan tanah yang tinggi.
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Pelalawan bahwa, Kecamatan Kuala Kampar memiliki potensi sawah kurang lebih sekitar enam ribuan hektar, atau hampir 90 persen dari total keseluruhan luas lahan sawah yang ada di kabupaten Pelalawan yakni, 7. 653 hektar.
Untuk itu, berbagai upaya terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pelalawan melalui Dinas Pertanian guna meningkatkan hasil produksi pertanian yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat, salah satunya antara lain, saat ini Pemerintah Kabupaten Pelalawan tengah mencanangkan kawasan pertanian dengan membuat pusat padi di Desa Sei Upih dan Sei Solok Kecamatan Kuala Kampar.
Pasalnya, komoditas padi memiliki beberapa keunggulan dalam pengembanganya yang tercermin dari nilai ekonomis tinggi dengan potensi pasar/permintaan yang cukup besar dan dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan petani. Dengan menjadikan kawasan pangan sampai mendunia, Pemkab Pelalawan mempercepat pembangunan kesejahteraan petani. Untuk itu, guna meningkatkan hasil produksi yang lebih baik lagi.
Maka saat ini Pemkab Pelalawan tengah melakukan penataan kawasan pertanian sentra padi di dua desa yakni Desa Sei Upih dan Sei Solok Kecamatan Kuala Kampar.
Dengan adanya, penataan kawasan ini, ditargetkan ke depannya hasil produksi padi ini dapat meningkat dengan menerapkan sitem dua kali penananaman padi serentak selama setahun. Bahwa sejak tahun 2014 lalu sudah dilakukan sistem dua kali tanam serentak secara menyeluruh, sehingga dapat mengejar target produksipadi melalui menagement UPJA.
Selama ini, terpisahnya kewenangan isntansi instansi yang berkompeten dalam menggalakkan program Pelalawan Makmur melalui swasembada padi ini, seperti program pengembangan lahan pertanian dan penngkatan kualitas gabah di Dinas Pertanian, sedangkan peningn Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan katan. Namun sejak dileburnya dua instansi pemerintah daerah ini akan lebi memudahkan jalur koordinasi, antara kebijakan teknis di dinas dengan para penyuluh di bawah satu koordinasi Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Pelalawan.
Dengan di lebur dua instansi ini diharapkan dapat membantu mempercepat target target pencapaian program yang di galakkan pemerintah daerah melalui program Pelalawan Makmur.
Diakuinya, saat ini, berdasarkan rasio ketersediaan pangan dengan jumlah penduduk yang mengkomsumsinya, kebutuhan pangan Kabupaten Pelalawan baru mencapai 60 persen saja, untuk mencapai swasembada pangan diperlukan persawahan sebesar 11 ribuan hektar dengan produksi lima ton per hektarnya. Artinya petani di sentra sentra produksi beras Kabupaten Pelalawan harus bekerja ekstra keras mewujudkan swasembada tersebut.
"Kalau saat ini, berdasarkan rasio ketersedian pangan dengan kebutuhan masyarakat, kita baru bisa mencukupi 60 persennya saja, itu berdasarkan data dari Distan propinsi, jika kita harus mengejar target swasembada padi, yang haris kita optimalkan ya pemanfaatan lahan sawah, jika kemaren petani kita tanam satu kali, sekarang harus dua kali setahun, opsi lainnya, dengan mengoptimalkan penanaman padi ladang yang tidak membutuhkan sistem pengairan yang lebih baik," sambungnya
Jika dibandingkan jumlah produksi setiap tahunnya, para petani padi di Kuala Kampar dan teluk Meranti, setiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah produksi, namun belum sesuai target yang ditetapkan.
"Setiap tahun meningkat, tapi belum mencapai target, itu yang terus kita upayakan saat ini," tandasnya
Bupati Pelalawan HM Harris mengatakan bahwa melalui penerapan sistem dua kali tanam padi serentak dalam setahun ini, maka dirinya menargetkan hasil produksi padi ke depannya sebesar 50 ribu ton untuk sekali panen. Jadi, jika program dua kali tanam ini bisa di wujudkan, maka dalam setahun bisa melakukan hasil produksi sebesar 100 ribu ton pertahun. Namun demikian, program ini membutuhkan biaya seperti penyediaan jalan usaha tani (JUT) tipe A sepanjang 110 Km dan JUT tipe B sepanjang 50 Km, penyediaan 380 unit Alsintan, jaringan irigasi, dermaga pertanian serta kebutuhan lainnya. Dan jika dana ini bisa dikucurkan, maka pihaknya optimis program Pelalawan Makmur dapat dinikmati masyarakat.
"Terkait pemenuhan kebutuhan beras di Kabupaten Pelalawan sendiri,bahwa di Kabupaten Pelalawan kebutuhan akan beras tergolong cukup tinggi yakni mencapai 70 persen. Jumlah tersebut sudah berada di atas rata-rata Provinsi Riau yang hanya 50 persen saja. Sedangkan sisanya, kebutuhan beras di Kabupaten Pelalawan biasanya terpenuhi dari Sumatra Barat. Dari hasil produksi beras di daerah ini, kita baru memenuhi kebutuhan untuk daerah kisaran 60 persen, sementara sisanya kita penuhi dari Sumbar." terang Bupati Pelalawan.
Karena itu, Pemkab Pelalawan melalui Dinas Pertanian tak henti-hentinya terus berupaya untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas hasil pertanian khususnya padi yang menjadi tanaman unggulan masyarakat di daerah ini khususnya Kecamatan Kuala Kampar.
"Selain potensi padi, kecamatan Kuala Kampar juga memiliki potensi lain yaitu terbentangnya ribuan hektar lahan persawahan dengan kondisi tanah yang subur.Sehingga Tak dapat di pungkiri, dengan potensi yang dimilikinya itu membuat kecamatan Kuala Kampar pantas jika disebut sebagai pusat penghasil gabah terbesar atau lumbung padinya daerah ini," ungkap Bupati.
Kesuksesan pertanian padi di Kuala Kampar, mendapatkan kekaguman dari Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, ketika menginjakkan kaki di tengah persawahan Desa Sungai Upih Kecamatan Kuala Kampar, Amran yang diantar oleh Helikopter PK-TWV milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dibuat kagum dengan padi yang menguning diatas lahan seluas 2.930 hektar yang siap panen.
"Ini luar biasa. Sawah seluas ini satu hamparan," kata lelaki ini kepada Bupati Pelalawan,
Tak hanya Padi, potensi potensi pertanian masih sangat dimungkin kan untuk di kembangkan, salah satu penyebabnya, Kabupaten Pelalawan masih memiliki potensi lahan yang sangat luas, kondisi geografis yang mendukung.
Sejak Padi, Jagung dan Kedele masuk dalam upaya khusus (Upsus) pemerintah pusat yang dengan secara seius dikembangkan, berbagai strategi dan upaya dilakukan untuk peningkatan luas tanam dan produktivitas di daerah-daerah sentra produksi pangan.
Di Kabupaten Pelalawan sendiri, Upsus Pajale telah telah dimatangkan dengan memberikan pembekalan kepada para penyuluh pertanian, sehingga penerapan programUpsus Pajale benar benar sampai kepada petani.
Bersepena kedatangan Menteri Pertanian beberapa waktu lalu, juga di canangkan Gerakan Nasional Tanam Cabe, yang ditandai dengan penyerahan bibit cabe dari Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
Panen raya padi di kecamatan Kuala KamparMenteri Pertanian kala itu menyerahkan bantuan 500 ribu batang bibit cabe. "Mau nggak petani nanam jagung 10 ribu hektar? Kalau mau, saya akan kasi bibit dan pupuknya," tantang Amran untuk membangkitkan semangat petani Kuala Kampar.
Meski begitu, Amran tetap berharap masyarakat Kuala Kampar mau lebih memperluas lahan persawahan lagi. Termasuk jagung, kedele dan cabe.
Apa yang disampaikan oleh Menteri Pertanian, sebenarnya sudah di jawab oleh salah satu program strategis Pemerintah daerah, Pelalawan Makmur menjadi bukti sahih betapa kuatnya keinginan Pemkab Pelalawan untuk memakmurkan petani dan mencapai swasembada pangan. (*/Advertorial)