Rabu, 10 Agustus 2016 20:45:00
Naker lokal Antara Angan-angan dan Kenyataan
Rabu, 10 Agustus 2016 20:45:00

Jika kita mengilas balik program kampanye pasangan Zulkifli As dan Eko Suharjo saat Pemilihan Kepala Daerah(Pilkada) Desember 2015 silam, membuat kita masyarakat menaruh harapan besar dengan program unggulan yang diusungnya.
Selain penyediaan pengadaan air bersih bagi masyarakat Dumai, penempatan tenaga kerja(Naker) lokal 100 persen pada setiap perusahaan yang ada menjadi suatu asa tersendiri bagi angkatan pencari kerja.
Bagaimana tidak, program ini jelas akan memudahkan bagi mereka warga Dumai untuk memperoleh pekerjaan di negerinya sendiri.
Program ini jelas sangat menyentuh kepada pengentasan kemiskinan, menciptakan lapangan kerja dalam rangka mensejahterakan masyarakat kota yang terletak di pantai timur pulau Sumatera.
“Mutiara Pantai Timur Sumatera” julukan kota Dumai yang selama ini kita dengar menandakan negeri ini adalah negeri yang kaya raya serta makmur masyarakatnya.
Melalui program Naker lokal 100 persen kita berharap agar julukan tersebut bukan hanya sebatas slogan dan menjadi kenyataan bagi kota yang berpenduduk lebih kurang 250 ribu jiwa ini.
Namun tentu kita perlu bertanya sebesar apakah kemungkinan peluang program ini akan menjadi kenyataan?
Perda no 10 tahun 2004 tentang komposisi tenaga kerja yakni 70 persen naker lokal dan 30 persen naker dari luar kota Dumai hingga saat ini terkesan setengah hati.
Pihak Perusahaan terkesan cuek untuk menghargai Perda tersebut,Penerimaan karyawan secara diam diam dan sengaja tidak dipublikasikan sebagai salah satu cara untuk menghambat naker lokal dan membuka peluang yang sebesar besarnya bagi naker dari luar kota Dumai, dengan kata lain yang dapat atau diterima bekerja adalah kerabat dekat para pejabat perusahaan.
Melihat kondisi ini tentu saja kita warga Dumai merasa pesimis jika niat baik Walikota dan Wakil Walikota tersebut akan terwujud.Apa lagi jika melihat kemampuan dan Kinerja Amiruddin ,Kadisnaker Dumai yang selalu megeluarkan statement merasa kecolongan oleh perusahaan dalam hal penerimaan tenaga kerja.
Salah satu contoh kasus, masuknya tenaga kerja asing dari Tiongkok pada salah satu perusahaan raksasa di kota ini juga tidak diketahui oleh Amiruddin, bahkan dengan santai dirinya menjawab “Saya merasa kecolongan,”.
Desakan dari elemen generasi muda kota Dumai, agar Amiruddin dinon aktifkan dari jabatannya sudah selayaknya menjadi pertimbangan bagi Zul As – Eko Suharjo.
Jika diabaikan, tentu saja niat menempatkan 100 persen naker lokal hanya sebatas angan-angan yang jauh dari kenyataan.***

Masjid 60 Kurang Aso Wisata Religi Solok Selatan
9 tahun laluPada masa lalu, di daerah Solok Selatan terdapat sebuah Kerajaan penting. Kerajaan Alam Surambi Sungai Pagu namanya. Hingga saat ini masih banyak peninggalan-peninggalan bersejarah yang masih terpelihara dengan baik

Menuju Swasembada Pangan, Pemkab Rohil Berbenah Disektor Pertanian Dan Perkebunan
8 tahun laluProgram ketahanan pangan dimasa kepemimpinan Bupati Rohil H Suyatno terus mengukir prestasi dengan keberhasilnya membina berbagai kelompok tani dalam memachttp://porosriau.com/editor/kcfinder/upload/images/BUP12.pngu peningkatan sektor pertanian hingga pe

Iwan, ASN Staff Kantor Camat Palika : Tidak Tahu Mengenai Adanya Rekaman Percakapan
6 tahun laluDUMAI (POROSRIAU.COM) – Pemberitaan yang sempat heboh dibeberapa media media massa, Samin (38) alias Oliong warga Jalan Udang, RT 05 RW 03, Kepenghuluan Panipahan, Kecamatan Pasir Limau

Kelahiran Generasi Z, Kematian Media Cetak
8 tahun laluDi Indonesia, melihat kehadiran internet secara komersial di sini pada 1994, bisa dibilang Generasi Z adalah mereka yang lahir medio 1990-an hingga medio 2000-an.

Bupati Suyatno Manfaatkan Pulau Jemur Menjadi Wisata Bahari Andalan Rokan Hilir
8 tahun laluPulau Jemur yang merupakan sebuh gugusan pulau-pulau yang terdiri dari beberapa buah pulau antara lain, Pulau Tekong Emas, Pulau Tekong Simbang, Pulau Labuhan Balik serta pilau- pulau kecil lainnya yang menyimpan banyak keindahan alam dan sangat berpotens