Kamis, 05 Desember 2024
  • Home
  • HUKUM
  • Siswi SMA yang Diduga Diperkosa Dokter Dipastikan Bukan Pasien
Selasa, 26 November 2019 16:54:00

Siswi SMA yang Diduga Diperkosa Dokter Dipastikan Bukan Pasien

Selasa, 26 November 2019 16:54:00
BAGIKAN:
detikcom
Kapolres Mojokerto AKBP Setyo Koes Heriyatno

POROSRIAU.COM - Polisi telah menggali keterangan dari 5 staf dr AND, dokter spesialis kandungan yang diduga memerkosa gadis 15 tahun di Mojokerto. Kelima saksi itu memastikan korban datang ke tempat praktik dr AND tidak sebagai pasien.

Kapolres Mojokerto AKBP Setyo Koes Heriyatno mengatakan, para staf dr AND diperiksa penyidik di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Mojokerto pada Senin (25/11). Menurut Setyo, para saksi memastikan korban bukan pasien dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan tersebut.

"Mereka mengatakan bahwa korban tidak terdaftar di buku pasien dan mereka tidak mengenal korban. Dipastikan korban bukan pasien menurut mereka. Karena korban tidak terdaftar di buku pasien. Nanti keterangan mereka kami konfrontir," kata Setyo saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (26/11/2019).

Korban yang merupakan siswi SMA tersebut datang ke tempat praktik dr AND di Kecamatan Mojosari, Mojokerto diantar oleh wanita berinisial AR (30) pada 26 Agustus 2019. Saat itulah gadis asal Kecamatan Jatirejo, Mojokerto itu diduga diperkosa oleh dr AND. AR yang tinggal di Kecamatan Bangsal, Mojokerto diketahui sebagai majikan korban.

Setyo menjelaskan, hingga hari ini AR belum menghadiri pemeriksaan penyidik. Tidak hanya itu, 2 saksi lainnya juga mangkir dari panggilan penyidik. Keduanya adalah SC dan RT yang tinggal di rumah AR.

"Keterangan lawyernya (pengacara) AR akan datang. Kalau temannya yang mengetahui si anak dibawa dari rumah AR kemarin juga tidak datang. Mau dibuat surat perintah membawa untuk SC dan RT karena tidak mau datang tanpa alasan yang jelas," terangnya.

Polisi juga menyelidiki indikasi perdagangan anak di kasus pemerkosaan gadis 15 tahun yang diduga dilakukan dr AND. Karena usai diperkosa, korban mengaku diberi uang Rp 1,5 juta oleh terduga pelaku.

Korban juga menyebut dr AND memberi Rp 500 ribu kepada AR yang mengantarnya. Salah satu upaya yang dilakukan polisi dengan membawa ponsel korban ke Digital Forensik Polda Jatim. Diduga terdapat bukti percakapan antara korban, dr AND dengan AR di ponsel tersebut.

"Hasil labfor ponsel korban belum keluar," tegas Setyo.

Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Dewa Putu Prima menambahkan, pihaknya mengeluarkan surat perintah membawa saksi SC alias Cicik dan RT alias Iyem hari ini. Artinya, SC dan RT akan dibawa ke Polres Mojokerto untuk dimintai keterangan.

"Kalau saksi AR sudah menjawab melalui kuasa hukumnya, dia bersedia diperiksa Rabu besok (27/11)," tandasnya.

Kasus dugaan pemerkosaan ini mencuat setelah ibu korban melaporkan dr AND ke Polres Mojokerto, Senin (18/11). Oknum dokter yang bertatus PNS di Pemkab Mojokerto ini diduga memerkosa seorang gadis berusia 15 tahun pada 26 Agustus 2019.

Polisi telah menaikkan kasus dugaan pemerkosaan ini ke tahap penyidikan. Hasil visum korban dari RSUD Prof Dr Soekandar, Kecamatan Mojosari telah dikantongi petugas. Selain dugaan pemerkosaan, polisi juga mengembangkan kasus ini ke indikasi perdagangan anak.(detik.com)

  Berita Terkait
  • Diduga Oknum Dokter di Puskesmas Siak Acuhkan Pasien, Ini Tanggapan Kadiskes

    8 tahun lalu

    Sejumlah polemik terkait mutu dan sistem pelayanan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kabupaten Siak masih dirasakan oleh sebagian kecil masyarakat. Seperti yang terjadi belum lama ini di Puskesmas Siak.

  • Perdagangan Manusia Terbesar Di Timur Tengah Berhasil Terungkap

    6 tahun lalu

    Mabes Polri tengah memproses delapan orang yang diduga terlibat dalam kasus dugaan perdagangan sekitar 1.200 orang ke negara-negara di Timur Tengah sebagai tenaga kerja ilegal.

  • Keluh Kesah Terkait Zonasi, Hingga Viral di Medsos Netizen Dumai

    5 tahun lalu

    DUMAI (POROSRIAU.COM) – Sejak berakhirnya penutupan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SLTA pada tanggal 8 Juli 2019, banyak kalangan dari orangtua calon siswa Kota Dumai berkeluh k

  • Virus Corona: Antara 600.000 hingga 700.000 'Berisiko Terpapar', Pemerintah Indonesia Lakukan Rapid Test

    5 tahun lalu

    Tepat tiga pekan setelah Indonesia mengonfirmasi kasus pertama virus yang punya nama resmi Covid-19 tersebut, pemerintah memulai tes massal.

  • Covid Terus Menjepit, Di Mana Kelas Atas Kita?

    5 tahun lalu

    Di saat semua orang harus waspada agar tidak terpapar dan terkapar virus asal Wuhan, China itu, di situ pula banyak orang yang terancam kelangsungan hidupnya, gara-gara kehilangan pekerjaan.

  •   komentar Pembaca
    Copyright © 2024 POROSRIAU.COM. All Rights Reserved.