BATAM, POROSRIAU.COM - PT Waskita Karya Persero Tbk dipercaya membangun Gedung Sekretariat Presiden RI dan bangunan pendukung pada kawasan Istana Kepresidenan Ibu Kota Negara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Total nilai kontrak pembangunan mencapai Rp1,35 triliun.
“Waskita Karya, salah satu BUMN yang telah dipercaya membangun di kompleks istana kepresidenan,” demikian disampaikan Anggota DPR RI, Dapil Kepri, Drs H Nyat Kadir di sela-sela sosialisasi “BUMN Karya Berkontribusi dalam Pembangunan IKN” yang ditaja di Sahid Hotel, Batam, Senin (30/1/2023). Sosialisasi dihadiri hampir 150 peserta dari unsur tokoh masyarakat, tokoh agama dan perangkat RT/RW.
Nyat Kadir mengatakan komplek istana yang dibangun diantaranya Gedung Sekretariat Presiden dan Bangunan Pendukung. Tahap awal yang dibangun adalah Gedung Sekretariat Presiden dan Bangunan Pendukung lainnya yang dibangun di atas tanah seluas 50.678 m2 dan luas bangunan 33.312 m2. Kompleks ini terbagi menjadi 3 bangunan yaitu Sekretariat Presiden, Mess Paspampres dan Bangunan Pendukung. Pengerjaan selesai selama 720 hari kalender. Target penyelesaian pengerjaan akhir tahun 2024 mendatang.
Selain komplek istana, lanjut politisi Partai NasDem itu Waskita juga memenangkan dua tender proyek jalan yaitu Proyek Jalan Tol IKN Segmen Simpang Tempadung-Jembatan Pulau Balang senilai Rp990 miliar dan Pembangunan Jalan Kerja/Logistik IKN (KIPP) Paket Pembangunan Jalan Lingkar Sepaku Segmen 4 senilai Rp182 miliar.
Waskita juga dipercaya mengerjakan proyek pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN dengan kontrak senilai Rp639 miliar. Pembangunan IPAL ini akan menjadi support utama dalam pengelolaan air limbah di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan- Ibu Kota Negara sehingga tetap menjaga kualitas air tanah dan mengurangi pencemaran lingkungan.
Mantan Walikota Batam mengatakan, kepercayaan yang diberikan ke Waskita dalam pembangunan tersebut bukan tanpa alasan. Sebab Waskita diketahui selama ini telah memiliki rekam jejak yang profesional dalam menyelesaikan banyak proyek besar diantaraya Wisma 46 Jakarta, Gedung Perpustakaan Nasional Jakarta, Renovasi Masjid Istiqlal dan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. Kemudian proyek pembangunan Terminal 1, Terminal 2, dan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta, Sarana dan Gedung Bandara Kertajati Jawa Barat, Terminal dan Sarana Bandara Ahmad Yani Semarang Jawa Tengah, Terminal Baru Bandara Minangkabau Padang Sumatera Barat, dan Renovasi Terminal 1 Juanda Jawa Timur.
Untuk diketahui Waskita Karya berdiri pada tahun 1961 melalui proses nasionalisasi perusahaan asing yang awalnya bernama Volker Aannemings Maatschapiij N V dan telah memiliki saham di Bursa Efek Indonesia (IPO) pada bulan Desember 2012 dengan menerbitkan saham baru sebesar Rp1,2 triliun. Pada Juni 2015, Waskita menyelesaikan aksi korporasi dengan menerbitkan saham baru (Rights Issue) dengan total nilai Rp5,3 triliun. Salah satu anak perusahaan Waskita Karya yaitu PT Waskita Beton Precast Tbk mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia melalui IPO pada tanggal 20 September 2016 sebesar Rp5,2 triliun.
Terakhir Waskita Karya sudah mula transformasi bisnis digitalisasi. Transformasi itu dilakukan karena Perseroan saat itu mengalami pertumbuhan besar-besaran (supergrowth). Pertumbuhan itu terjadi setelah Waskita Karya memperoleh tugas dari pemerintah untuk menuntaskan pembangunan jalan tol, khususnya tol Trans Jawa.
Dengan ditetapkannya digitalisasi sebagai salah satu pilar transformasi bisnis Waskita Karya, jumlah aplikasi yang dimanfaatkan perusahaan pun berkembang pesat. Dari aplikasi ERP dan dua aplikasi untuk line of business, sampai tahun 2022 ini, digitalisasi di Waskita Karya sudah menghasilkan total 26 aplikasi.
Digitalisasi pada proses bisnis Waskita Karya yang terbagi dalam empat tahap bidding/marketing, engineering, procurement, dan construction. Di proses bidding terdapat winning war room, dengan memanfaatkan aplikasi welcome. Aplikasi Welcome memuat seluruh data tentang pasar, tender yang diikuti, dan status tender.
Melalui winning war room ini, tim marketing dapat berkolaborasi dengan divisi-divisi lain yang terkait proses tender untuk menyiapkan strateginya.(rls)