Kamis, 05 Desember 2024
  • Home
  • PENDIDIKAN
  • Akibat Tidak Lolos PPDB 2019, Orangtua Ungkap Kecurangan Persoalan Sistem Zonasi
Minggu, 07 Juli 2019 03:27:00

Akibat Tidak Lolos PPDB 2019, Orangtua Ungkap Kecurangan Persoalan Sistem Zonasi

Minggu, 07 Juli 2019 03:27:00
BAGIKAN:
PEKANBARU (POROSRIAU.COM) - Anaknya tak lolos di SMA Negeri 1 Pekanbaru seorang orangtua calon peserta didik baru, Tiwi ungkap kecurangan ini, Disdik Riau terima 106 pengaduan.
 
Persoalan sistem zonasi pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) membuat para orangtua bingung. Pasalnya banyak persoalan yang muncul saat pendaftaran dan pengumuman kelulusan akibat penerapan sistem ini. Sejumlah orangtua siswa melaporkan adanya kejanggalan di lapangan ke Dinas Pendidikan Riau.
 
"Kita tinggal bertahun-tahun dan sudah menetap disana tapi anak kami nggak bisa masuk. Padahal rumah kami masuk dalam zonasi sekolah," kata Tiwi salah seorang orangtua siswa yang mengaku tidak bisa memasukkan anaknya ke SMA Negeri 1 karena urutan tempat tinggalnya ternyata masih jauh di luar siswa lainya yang ada di dekat sekolah.
 
Tiwi mengaku tempat tinggalnya berkisar sekitar 1,5 kilometer dari sekolah yang akan dimasuki anaknya. Namun karena masih banyak anak-anak yang rumahnya dekat dengan sekolah, akhirnya nama anaknya pun tidak masuk dalam daftar, meskipun alamat tempat tinggalnya masuk dalam zonasi sekolah.
 
"Alamat KK kami masuk zona sekolah, tapi anak kami nggak bisa masuk, katanya banyak peserta lain yang KK nya lebih dekat dengan sekolah, padahal anak-anak tersebut tidak tinggal di sekitar sekolah," ujarnya.
 
"Umur KKnya ada baru 6 bulan sampai 1 tahun karena KKnya dekat dengan sekolah otomatis lulus dia di sekolah itu," katanya.
 
Hingga saat ini Dinas Pendidikan Provinsi Riau, sudah menerima sebanyak 106 pengaduan. Pengaduan yang disampaikan oleh orangtua siswa ini ada yang disampaikan langsung ke Kantor Dinas Pendidikan, namun ada juga yang disampaikan ke layanan pengaduan whatsapp.
 
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof Muhajir Effendi mengaku akan mengevaluasi pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan sistem zonasi yang diberlakukan tahun ini. Sebab dengan penerapan sistem zonasi, muncul fenomena baru, yakni banyaknya siswa yang pindah KK ke alamat yang dekat dengan sekolah unggulan.
 
"Ini akan kita evaluasi, kita berharap masalah seperti ini tahun depan tidak terjadi lagi," kata Muhajir usai membuka Rakornas Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di Kampus Umri, Jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru pada Kamis (04/07).
 
Muhajir mengungkapkan, setiap penerimaan siswa baru memang selalu muncul masalah baru. Tahun lalu, kata Muhajir yang banyak di Keluhkan oleh orangtua siswa adalah Surat Keterangan Tidak Mampu atau SKTM.
 
Kemudian pada musim penerimaan siswa baru tahun ini muncul masalah baru, orangtua siswa yang ramai-ramai pindah KK ke lokasi yang terdekat dengan sekolah unggulan.
 
"Sekarang ini mulai ada yang mensiasati dengan cara pindah lokasi, ini akan kita evaluasi," ujarnya.
 
Saat disinggung evaluasi seperti apa yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya siswa yang pindah ke KK yang terdekat dengan sekolah unggulan, Muhajir tidak menjelaskan secara jelas. Sebab pihaknya masih akan mengaji hasil temuan di lapangan terkait pesoalan ini.
 
"Kita lihat nanti hasil temuan di lapangan seperti apa, " katanya.
 
Muhajir mengecam tindakan orangtua siswa yang melakukan cara-cara curang untuk mengelabui panitia agar anaknya tetap bisa diterima disekolah favorit. Sebab cara - cara tersebut jelas merugikan siswa tempatan yang sudah lama menetap di zona sekolah menjadi tidak diterima karena ada siswa yang pindah KK dan lokasi tempat tinggalnya lebih dekat dengan sekolah.
 
"Saya sangat menyayangkan orangtua siswa yang berbuat curang demi anaknya bisa masuk ke sekolah tertentu. Tindakan seperti ini sama saja dengan mendidik anaknya untuk berbuat yang tidak baik dan mengajari anaknya tidak jujur. Jadi yang rugi orangtua anak itu sendiri, karena memberikan bekal yang tidak baik kepada anaknya, karena memaksakan anaknya masuk ke sekolah tertentu dengan cara yang tidak jujur. Saya yakin anaknya akan punya beban moral jika nanti ketahuan anaknya masuk ke sekolah itu dengan cara yang tidak jujur," kata Muhajir. ***
Editor: Redaksi

Sumber: tribunpekanbaru.com

  Berita Terkait
  • Besarnya Biaya Sekolah Diswasta, Sistem Zonasi PPDB Banyak 'Melukai Perasaan' Orangtua dan Calon Siswa

    5 tahun lalu

    DUMAI (POROSRIAU.COM) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 51 Tahun 2018 tentang Penerimaan Peserta Did

  • Keluh Kesah Terkait Zonasi, Hingga Viral di Medsos Netizen Dumai

    5 tahun lalu

    DUMAI (POROSRIAU.COM) – Sejak berakhirnya penutupan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SLTA pada tanggal 8 Juli 2019, banyak kalangan dari orangtua calon siswa Kota Dumai berkeluh k

  • Disdik Ajukan Anggaran Rp54,8 Miliar di APBD 2019

    6 tahun lalu

    PEKANBARU(POROSRIAU.COM)--Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru meminta kepada Badan Anggaran (Banggar) agar rencana kegiatan di tahun 2019 dianggarkan Rp54,8 miliar dalam APBD tahun 2019. Permintaan itu

  • Nihil SMA SMK di Kecamatan Dumai Kota, Disdik Riau agar cari Solusi

    tahun lalu

    Aktivis Pendidikan Riau Erwin Sitompul karena para orang tua atau wali murid kerap bingung setiap dibukanya penerimaan peserta didik baru, karena tidak tersedia SMA SMK di Kecamatan Dumai Kota untuk masuk lewat jalur zonasi.

  • Rapat Menjaga Kamtibmas Serta Mengantisipasi Konflik SARA

    8 tahun lalu

    Utamakan pencegahan Konflik dalam penyelesaian masalah yang terjadi dalam masyarakat dengan mempersatukan visi dan misi seluruh elemen yang ada di Kabupaten Kampar, Keragaman suku, budaya, agama dan masyarakat merupakan potensi timbulnya konflik, semua in

  •   komentar Pembaca
    Copyright © 2024 POROSRIAU.COM. All Rights Reserved.