JAKARTA (POROSRIAU.COM) - Nama Komandan Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY kembali jadi perbincangan. Kali ini, posisi AHY sebagai Komandan Kogasma partai berlogo bintang mercy itu disebut ilegal oleh Forum Komunikasi Deklarator (FKDP) Partai Demokrat.
Sebelumnya, Komandan Kogasma Demokrat AHY digadang-gadang maju jadi capres 2024 oleh sejumlah pihak.Seperti oleh lembaga survei politik Lingkaran Survei Indonesia atau LSI, AHY menjadi salah satu politikus yang berpotensi maju di Pilpres 2024.
Tentu saja, nama AHY bukan satu-satunya yang muncul disebut berpotensi dalam Pilpres 2024.Pilpres 2024, menurut LSI Denny JA, akan diramaikan 15 tokoh yang berpotensi bertarung.
Nama-nama selain AHY itu di antaranya adalah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto; eks Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, eks Ketua Fraksi PDI-P Puan Maharani, dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahean mengatakan, masuknya AHY jadi nama potensial di Pilpres 2024 adalah harapan besar bagi partai dan kader. Tentu saja, kata dia, hal itu dapat dipandang sebagai kesempatan besar Partai Demokrat kembali memimpin Indonesia.
"Sebagaimana selama 10 tahun SBY memerintah. Dan tentu cita-cita Partai Demokrat akan memberikan yang lebih baik lagi," ujar Ferdinand kepada awak media, Jumat (05/07).
Lebih lanjut ia mengatakan, AHY memang sudah menunjukkan kualitasnya sebagai calon pemimpin. Ferdinand menyoroti AHY saat menjadi kandidat Pilkada DKI Jakarta dan jadi cawapres potensial di Pilpres 2019.
"AHY adalah masa depan Partai Demokrat dan akan jadi bagian dari masa depan bangsa ke depan," ujarnya.
Terkait persiapan AHY di Pilpres 2024, Ferdinand mengatakan, Partai Demokrat belum mempersiapkannya. Namun, menurutnya, AHY akan jadi calon pimpinan bangsa seiring berjalannya waktu.
"Biarlah waktu yang mempersiapkan AHY," kata Ferdinand.
Baru-baru ini kisruh internal Partai Demokrat mencuat setelah Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator (FKDP) Partai Demokrat buka suara.
Putra Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY pun termasuk menjadi sasarannya. Posisi AHY sebagai Kogasma Partai Demokrat disebut ilegal karena tak ada dalam AD/ART kepengurusan.
Selain itu, keberadaan Kogasma itu dinilai tak berdampak besar terhadap hasil Pemilu 2019. Hal ini disebabkan perolehan suara partai yang dipimpin SBY anjlok pada Pemilu 2019.
Namun, kini tudingan tersebut dipatahkan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan. Melalui keterangan tertulis di laman resmi Partai Demokrat, lembaga Kogasma disebut legal sesuai spirit AD/ART.
Penetapan lembaga yang dikerahkan AHY itu berdasarkan rapat pengurus DPP Partai Demokrat pada 9 Februari 2018. Menurut Hinca Pandjaitan, dibentuknya Kogasma ini memang untuk menjawab kebutuhan Partai Demokrat untuk pemenangan pada Pemilu 2019. Oleh karena itu, ia menyebut Kogasma itu ilegal merupakan tudingan yang tak berdasar.
"Tudingan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang menilai Kogasma ilegal merupakan tudingan yang keliru dan tidak berdasar," ujarnya.
Selain itu, Hinca Pandjaitan pun menyebut anggapan Kogasma AHY tak berdampak itu salah.
"FKPD yang menyatakan pembentukan Kogasma Partai Demokrat tidak memberi dampak apapun adalah cara pandang yang misleading dan tidak tepat," kata sekjen Partai Demokrat itu.
Ia membeberkan beberapa bulan sebelum pelaksanaan Pemilu 2019 pada 17 April, elektabilitas Partai Demokrat sekitar 3 sampai 4 persen. Hal itu disebut bisa dibuktikan dari elektabilitas yang dikeluarkan berbagai lembaga survei. Selain itu, konsentrasi pengurus partai pun terpecah ketika ibu AHY, Ani Yudhoyono divonis mengidap kanker darah.
Seperti yang diketahui, sebelum meninggal, Ani Yudhoyono pun harus dirawat secara intensif di Singapura. Sebagai suami, SBY pun mendedikasikan seluruh waktunya untuk mendampingi sang istri.
Menurut Hinca Pandjaitan, saat kondisi genting itu, keberadaan AHY justru bisa meningkatkan kekuatan Partai Demokrat.
"Berkat kerja keras Komandan Kogasma Pemenangan Pemilu 2019, bersama-sama semua kader di seluruh Indonesia, Partai Demokrat tetap mampu mempertahankan kekuatan politiknya di angka 7,7 persen," katanya.***