JAKARTA (POROSRIAU.COM)-- Calon Wakil Presiden Nomor Urut 02 Sandiaga Uno menyebut hasil survei Litbang Kompas yang baru dirilis pagi ini, Rabu (20/3), mirip dengan hasil survei pihak internal Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi.
"Kami mendapati ada kesamaan dari hasil Kompas dan apa yang kami temukan (hasil survei BPN) dari 2,5 bulan lalu," kata Sandi ditemui di Gelanggang Olahraga Bulungan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Survei Litbang Kompas menunjukkan pasangan Jokowi-Ma'ruf masih mendominasi dengan raihan 49,2 persen, sementara Prabowo-Sandi tercatat meraih 37,4 persen. Dengan demikian selisih persentase dari elektabilitas keduanya mencapai sekitar 11,8 persen.
Jarak yang mendekati selisih satu digit itu jadi pencapaian Prabowo-Sandi dibandingkan hasil survei Kompas sebelumnya. Sandi menanggapi hal itu dengan memastikan bakal memanfaatkan waktu tersisa untuk membalikkan keadaan.
"Ini memang yang menjadi prediksi kami di injury time ini, di last minute ini. Yang jelas kami akan dorong dan kami akan kerahkan semua kemampuan relawan," kata Sandi.
Sandi meyakini peningkatan elektabilitas itu merupakan hasil dari perjuangan pihaknya menggelontorkan isu seputar ekonomi dan tenaga kerja yang terus digaungkan selama berkeliling ke daerah.
"Ini satu afirmasi bahwa konsep kami bisa diterima tapi masih harus kerja keras. Saya ingatkan relawan tinggal praktis 25 hari lagi, dan di 21 hari terakhir di 24 maret akan sprint," kata Sandi.
"Angka kita terus mengejar dan kita fokus memberikan solusi kepada masyarakat saya semakin yakin punya peluang baik," kata Sandi
Koordinator Bidang Pratama Golkar --partai yang tergabung di kubu Jokowi--, Bambang Soesatyo menganggap hasil survei Kompas sebagai hal lumrah. Dia meyakini elektabilitas paslon nomor urut 01 akan naik lagi.
"Turun-naik biasa. Nanti juga naik lagi," ujar Bamsoet, sapaan Bambang, di gedung DPR RI.
Bamsoet menganggap hasil survei tersebut merupakan bagian dari dinamika Pilpres 2019. Dia pun memastikan Jokowi akan terus mendominasi elektabilitas tanpa harus jorjoran
"Tidak usah digerakkan, sudah bergerak semua. Apalagi yang muda pasti bergerak," kata dia.
Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan selisih atau gap elektabilitas antara pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dengan paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno makin menipis.
Dari hasil survei menunjukkan, elektabilitas paslon nomor urut 02 pada Oktober 2018 berada di angka 32,7 persen. Jumlah ini selisih cukup jauh dengan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf di bulan yang sama yakni sebesar 52,6 persen.
Namun dari survei terbaru Maret 2019, terdapat selisih elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo-Sandi sekitar 11,8 persen. Selisih elektabilitas kedua paslon ini lebih kecil daripada hasil survei Oktober 2018 yang mencapai 19,9 persen.
Hasil survei terbaru menunjukkan elektabilitas Prabowo-Sandi naik menjadi 37,4 persen. Artinya, terdapat kenaikan 4,7 persen pada Prabowo-Sandi dari elektabilitas pada Oktober 2018 yang mencapai 32,7 persen.
Sedangkan elektabilitas paslon nomor urut 01 itu justru merosot ke angka 49,2 persen ada penurunan 3,4 persen dari angka pada Oktober 2018 yang mencapai 52,6 persen. (amd)