BATAM, POROSRIAU.COM - Badan Pengusahaan (BP) Batam ikut andil berperan dalam pertumuhan Ekonomi Nasional. Hal ini disampaikan Anggota DPR RI Dapil Kepri, Drs H Nyat Kadir dalam seminar bertajuk Membangun Semangat Ekspor untuk Peningkatan Ekonomi Nasional yang digelar di Sahid Hotel (Senin, 7/08/2023). Seminar itu merupakan kerjasama antara Komisi VI DPR RI dan BP Batam.
Nyat Kadir mengatakan dalam perjalanannya lebih dari setengah abad atau sekitar 52 tahun, BP Batam yang sebelumnya Otorita Batam memiliki daya tarik tersendiri. Sebab Batam sebagai wilayah dengan potensi investasi baik dengan statusnya sebagai perdagangan bebas, maupun kawasan ekonomi khusus juga dilengkapi dengan sejumlah fasilitas pendukung bagi investor. Sehingga banyak perusahaan internasional yang membuat cabangnya di Batam memberi dampaik positif bagi iklim investasi dan kegiatan ekspor. Jadi, lanjut Nyat Kadir, tidak berlebihan jika Kota Batam disebut sebagai primadona investasi di wilayah Indonesia bagian barat.
"Saya salah satu pelaku sejarah, Kota Batam selalu menjadi primadona dan di perbincangkan seluruh pihak karena potensi bisnisnya tanpa batas. Sebelumnya Batam adalah bonded zoon (kawasan berikat) hingga saat ini menjadi Free Trade Zoon/FTZ)", ujar mantan Walikota Batam itu.
Disinggung soal ekspor, Nyat Kadir mengatakan ekspor besar memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.
" Ekspor dapat membantu menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan dan membuat posisi negara di arena global",ujarnya.
Jadi, mengingat pentingnya kegiatan ekspor sebagai salah satu jantungnya perekonomian Kota Batam, Nyat Kadir mengajak semua piihak turut andil dalam peningkatan aktivitas ekspor guna mendorong perekenomian daerah, regional dan nasional.
Wakil Kepala BP Batam, Purwiyanto mengatakan
Pulau Batam secara geografis memiliki letak yang sangat strategis. Berada di antara negara Singapura dan Malaysia, yang dipisahkan oleh Selat Malaka. Batam saat ini telah berkembang sebagai daerah industri perkapalan, perdagangan, dan pariwisata secara progresif selama 51 tahun terakhir.
Selain dikenal dengan Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas, Pemerintah Pusat juga telah menetapkan dua Kawasan Ekonomi Khusus di Batam.
Selanjutnya, Pemerintah Pusat telah mengeluarkan kebijakan mengenai kelembagaan dan kebijakan strategis pengelolaan Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan, dan Karimun atau BBK untuk meningkatkan ekosistem investasi, pertumbuhan ekonomi, perluasan lapangan kerja, serta peningkatan daya saing kawasan.
Ketentuan tersebut lanjutnya menjadi angin segar bagi para investor asing dan secara otomatis meningkatkan nilai tambah Kota Batam untuk bersaing dengan negara lainnya di kawasan Asia-Pasifik.
Dikatakannya, sebagai kota dengan status Kawasan Perdagangan Bebas Dan Pelabuhan Bebas serta Kawasan Ekonomi Khusus, memiliki infrastruktur jalan yang memadai adalah sebuah keharusan, agar mobilitas logistik menuju bandara dan pelabuhan tidak mengalami hambatan.
"Kami memulai rencana besar pembangunan dengan melakukan perbaikan dan pengembangan pada fasilitas umum, khususnya pengembangan jalan-jalan arteri di Kota Batam, seperti Jalan Batu Ampar - Nongsa, pembangunan Jalan Yos Sudarso Tahap 3 dan 4 dan pelebaran Jalan Hang Jebat di kawasan pariwisata Nongsa.
BP Batam juga telah merencanakan pembangunan Flyover Sei Ladi yang akan dibangun tahun 2024 dan rencana pembangunan Jalan Outer Ring Road
pada area Tanjung Pinggir – Jodoh sepanjang 10,3 km yang akan berlangsung hingga tahun 2029", ujarnya.
Sebagai gerbang internasional di Indonesia bagian barat, BP Batam lanjutnya membutuhkan infrastruktur yang menghubungkan Kota Batam dengan seluruh dunia.
Untuk itu, BP Batam menggandeng konsorsium melalui PT Bandara Internasional Batam yang dibentuk oleh PT Angkasa Pura I, Incheon International Airport Corporation dan PT Wijaya Karya.
PT BIB akan bertanggung jawab dalam pengoperasian dan pengembangan bandara, meliputi renovasi, perluasan dan pemeliharaan terminal penumpang eksisting Terminal 1, pembangunan terminal penumpang Terminal 2, pengelolaan terminal kargo baru, serta membuka rute-rute penerbangan baru baik rute domestik maupun internasional tanpa transit.
Selain memperkuat armada udara, BP Batam juga tengah berbenah untuk mempersiapkan sarana kepelabuhanan yang modern. Tepatnya pada bulan April 2023 lalu, BP Batam telah mendatangkan satu unit Ship To Shore (STS) Crane untuk mempercepat layanan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Kargo Batu Ampar.
"Kedua hal tersebut kami lakukan dengan harapan mampu meningkatkan volume barang yang keluar masuk melalui Batam dan mengurangi biaya logistik, agar Batam memiliki daya saing tinggi dan tumbuh menjadi hub logistik yang andal, sesuai dengan permintaan pasar global", ujarnya.
Disebutkannya, berdasarkan catatan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia (BKPM), investasi asing di Kota Batam naik 48,5 persen atau sebesar lebih kurang 11,34 triliun rupiah dengan jumlah 1.738 proyek.
BKPM juga mencatat, ada lima negara dengan kontribusi terbesar yakni Singapura, Perancis, Jerman, Taiwan, dan Hongkong.
Dari realisasi Penanaman Modal Asing di Provinsi Kepri, menurut catatan BKPM, Batam sukses menyumbang persentase cukup besar sebesar 79,97 persen.
Pada Tahun 2022, Batam juga berhasil menciptakan surplus perdagangan yang didukung oleh nilai ekspor yang besar, dimana memberikan kontribusi sebesar--
79 persen terhadap ekspor Kepulauan Riau Tahun 2022.
Hasil tersebut tentunya diperoleh dari langkah-langkah strategis pimpinan BP Batam, dukungan peran serta para pelaku usaha, dan seluruh masyarakat dalam mewujudkan kondusivitas iklim berusaha di Kota Batam. (*)